prolog

108 19 1
                                    

"DCC PROJECT"
Ditulis oleh :
Chocomoccacino_ EliceAnep Inasanindita_ erliyadevi5 fullmoonzxy_ billabiellza Acegrx_ Nesyaaaa2105

happy reading💕

••


Hai, gue Aletha Grizelle Winston. Gue biasa dipanggil Aletha atau cuma Letha aja. Gue termasuk orang dengan tipe penyendiri karena dari kecil gue gak pernah punya temen satupun. Gue selalu di tuntut untuk jadi yang terbaik di sekolah. Bahkan setelah jadi yang terbaik di sekolah pun kayaknya gak cukup buat mereka berdua. Gue harus selalu belajar, belajar, dan belajar. Setiap hari, setiap jam, menit, detik, gue akan dituntut untuk selalu belajar. Gue gak pernah di izinin buat main sama temen temen, kumpul bareng sama mereka, dan sebagainya. Gue udah jadi rangking 1 di sekolah, menangin banyak lomba kejuaraan dan punya berbagai macam piagam penghargaan. Tapi semua itu kayaknya gak berarti apapun bagi mereka berdua, ya siapa lagi kalo bukan orang tua gue.

By the way, kalian tau gak reaksi orang tua gue saat gue masih kecil dulu? Layaknya anak kecil yang selalu ingin di puji, gue juga begitu. Tetapi kata 'selamat' saja tidak pernah mereka lontarkan dari mulutnya apa lagi untuk sebuah pujian sepertinya itu hanyalah angan.

Flashback

"Mah lihat aku dapet nilai 90 lho,  tertinggi di kelas," ujar gadis kecil itu dengan senyum merekah. Ia menghampiri ibunya sambil memperlihatkan sebuah kertas ulangan bertuliskan angka 90 yang berhasil diraihnya.

"Belajarlah lagi," kata mamahnya tanpa menengok ke arahnya sekalipun. Hal ini membuat si gadis kecewa. Namun gadis kecil itu tak patah semangat, ia kemudian menghampiri ayahnya.

"Papah papah, lihat deh Letha dapat nilai 90 lho," ucap gadis itu kepada ayahnya. Hasilnya nihil, tak ada respon apapun dari ayahnya.

"Papah!" bentak gadis itu, ia kesal karena tak satupun dari orang tuanya mengapresiasi hasil kerja kerasnya itu.

"Aletha! Mulai berani ya kamu sama orang tua!" kata papahnya dengan suara yang lumayan keras. Aletha yakin suara ayahnya bisa di dengar sampai ke rumah tetangga sebelahnya.

"Maaf pah," cicit Letha takut takut.

"Yaudah papah maafin, sana masuk kamar kamu. Belajar lagi!" perintah papahnya yang langsung di angguk i oleh Aletha. Ia masuk ke kamarnya lalu melihat tumpukan kertas berserakan di meja belajarnya.

"Hai buku, kita ketemu lagi," ujar Aletha tersenyum kecut. Seberapapun kerja keras dan usahanya dalam belajar dan mendapatkan nilai bagus, atau bahkan nilai terbaik sekalipun, tak ada satu pun yang di apresiasi oleh kedua orang tuanya. Dia sedih, tapi dia juga tak bisa berbuat apapun sekarang.

The Closed GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang