"Aku.. tak tahu harus apa jika kau tak ada."
Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di pikiran Renata. Jika Renata tak ada bukankah Toru bisa pulang kembali ke negaranya?
Atau bebas melakukan perjalanan sesuka hatinya tanpa ada yang menghalangi? Pria itu sungguh susah dimengerti.
Saat ini Ren, Toru, Hélène dan Hugo sudah berada di mobil melakukan perjalanan menuju Lyon. Hélène duduk di samping kemudi yang diduduki oleh Hugo, sedangkan Renata dan Toru duduk dibelakang mobil.
Entah mengapa suasana di kursi belakang agak aneh. Toru belum berbicara kepada Renata setelah kejadian malam kemarin. Itu semua membuat Renata merasa bingung dan canggung.
Ren sendiri tak mengerti kenapa ia bisa secanggung ini terhadap orang, padahal sebenarnya Ren orang yang sok kenal sok dekat bahkan dengan orang asing pun, apalagi sudah dekat mereka akan tahu kalau Ren benar-benar gila.
Begitu pula sama kejadiannya ketika Ren pertama bertemu dengan Toru. Sok kenal sok dekat bukan? Bahkan mendekati gila.
Dan sekarang? Bukannya mereka sudah lama bersama, tapi bukannya gila Ren malah semakin canggung. Ini aneh. Tapi tak tahu apa yang membuat ini aneh.
Apa karena kejadian semalam? Sebenarnya jika dipikir-pikir kejadian tadi malam itu biasa saja. Hanya obrolan biasa, tapi suasananya sungguh berbeda, apa yang berbeda? Ren masih tak tahu. Sial, dia tak mau memikirkan hal ini sekarang. Bahkan semalam Ren tidak bisa tidur karena obrolan itu. Dia tau dia tak akan menemukan jawabannya.
"Ah, kenapa sepi sekali? Ayo nyalakan lagu!" Cetus Ren berusaha memecahkan keheningan. Lagian, Hélène maupun Hugo pun tak berbicara.
"Ren benar, perjalanan lebih asik jika mendengarkan lagu," timpal Hugo.
"Bagaimana Takeshi, apa lagu yang kau suka?" Tanya Ren menepis kecanggungan diantara mereka.
"Hah? Aku.. tak tahu." Jawab Toru singkat.
"Eh? Kau tak tahu?" Ren keheranan, "Bagaimana jika lagu Summer Paradise dari Simple Plan?"
"Ah, aku suka lagu itu!" Pekik Hélène yang bersemangat.
"Tapi kan sekarang bukan musim panas." Ujar Toru yang dibalas toyoran oleh Renata.
"Bodoh, memangnya mendengar lagu itu harus di musim panas?" Cibir Renata.
"Hee?! Kau sudah berani yaaa.." geram Toru akan sikap Renata yang menoyor kepalanya.
"Itu pantas untukmu!" balas Ren.
Toru sangat gemas, akhirnya ia mengacak-acak rambut Renata hingga terlihat seperti singa, "Gaya rambut ini cocok untumu!"
Toru tertawa puas, Ren merasa kesal mendengar ketawa Toru yang merasa menang. Namun, di samping itu dada Ren terasa hangat. Akhirnya suasana di antara mereka berdua cair kembali.
Di paling depan, Hélène dan Hugo hanya menggeleng dan ikut tertawa melihat tingkah dua insan yang berada di belakang mereka.
"Takeshi, mulai tertular virus kebocah-bocahan Ren!" Tukas Hélène sambil tertawa.
🌍🌍🌍
Setibanya di Lyon Renata dan Toru berpisah dengan Hélène dan Hugo lalu melanjutkan perjalanan ke Alsace menggunakan bus umum.
Angin musim semi berhembus nan menyegarkan. Toru dan Ren tengah berjalan di jalan kecil yang di kelilingi dengan perkebunan anggur.
Daun-daun begitu hijau menyegarkan, perkebunan anggur begitu luas hingga batas sebuah desa, gunung pun menjulang di menyempurnakan pemandangan itu. Toru yakin orang-orang di desa itu hidup tenang, tentram dan sejahtera. Bagaimana tidak? Pemandangan di desa itu sungguh menakjubkan, hanya dengan melihatnya saja hatimu akan terasa teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL [Toru Yamashita]
Fanfiction[COMPLETED] "Cause love grows from the days you pass with her." Bagaimana perasaanmu jika bertemu manusia cerewet plus menyebalkan? Dan sialnya lagi kau harus bertanggung jawab akan dirinya. Pada saat itu juga rasanya ingin sekali menceburkan dir...