👑 [ 08 ]

641 131 36
                                    

Hola!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya! Berupa komen dan vote😍😍😍

Makasih banyaaak! 😚

___________________

:: S E L A M A T M E M B A C A ::
_______________________________
_______________________________

"Akhirnya, aku memahami arti patah hati yang sesungguhnya."

***

👑

Malam semakin larut, ditambah dengan hawa dingin yang menusuk kulit. Apalagi, kehadiran Penagih Utang itu ada disini!

Sera melotot di tempatnya, bingung harus bagaimana.

Cowok yang tak diundang itu langsung duduk di sebalah Dhirga yang sedang memainkan ponselnya. Tepat dihadapan Sera.

"Lo kok bisa ada disini sih?!" Sera berseru tak terima. Pasalnya, malam minggu gadis itu harus terganggu dengan adanya makhluk jadi-jadian itu disini. Udah enak berduaan bareng Pangeran, pake segala diganggu lagi.

"Ngapain lo disini?" Dhirga bertanya seraya menatap Arsen dingin. Nadanya suram. Seperti ada permusuhan disana.

"Ya makan, lah!" Arsen menjawab judes. Ia menatap Dhirga tajam.

"Wagelaseh! Neng Sera mah gandengannya pada kasep pisan ya!" Suara Mang Jamal mengalihkan perhatian mereka. Sera menoleh ke samping dan melihat Mang Jamal yang berdiri membawa nampan berisi sate pesanan mereka.

"Eh, ini juga kasep pisan, ya! Pacar barunya neng Sera?" Mang Jamal menunjuk Arsen dengan tatapan herannya.

"Ah, eng-"

Braakk!

Dhirga membanting ponselnya ke atas meja, memotong ucapan Sera. Ia melihat Mang Jamal kemudian mengambil sate pesanannya.

"Makasih, Mang." Dhirga langsung memakan satenya.

Mang Jamal terkekeh. "Ah, mas Dhirga nya cemburu itu neng, saya bilang mas ini pacarnya eneng."

Sera tersenyum di tempatnya. Gadis itu mengedipkan mata beberapa kali melihat Dhirga yang sedang makan. Akhirnya, ia mengambil sepiring sate yang dibawa Mang Jamal.

"Makasih ya, Mang!"

"Makasih Mang."

Ucapan Sera berbarengan dengan Arsen. Ia menatap cowok itu sinis. Yang ditatap hanya menaikkan alisnya heran.

"Apa?"

"Ganggu aja!"

Sera memutar bola matanya. Ia mulai memakan sate di depannya. Sesekali menatap dua cowok itu, seperti ada hawa-hawa permusuhan yang ia rasakan.

Sera berjalan keluar warung sate, ketika seseorang menahan pergelangan tangannya, ia menoleh.

Gadis itu mengernyit melihat Arsen yang memegang pergelangan tangannya.

"Apa?!"

"Gue anter." Arsen sudah berbalik sembari menarik tangan Sera. Tapi, gadis itu menolak dengan keras.

"Nggak mau ih!" Sera berusaha melepas tangannya. "Bang Dhirga! Tolongin gue!"

Ia melihat Dhirga yang sudah naik ke motor Ninja miliknya. Cowok itu menoleh.

PANGERAN GUE! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang