👑 [ 13 ]

554 58 25
                                    

Hola!😉

Ayo dong komentar dan vote nya❤

Biar Jana semangat juga buat lanjutin PANGERAN GUE! 😍😍😍

Makasih💙

_________________

:: S E L A M A T M E M B A C A ::
_______________________________
_______________________________

"Assalamu'alaikum, calon imam masa depan. Gantengnya tolong dikondisikan, ya."

***

👑

Sumpah tekewer-kewer, Sera menyesal pernah mengenal sosok cowok bernama Arsenio Gibran.

Songongnya ampun-ampunan.

Mulutnya minta disodorin cabe.

Egoisnya sampe mendarah daging.

Sera melotot di tempatnya, mulutnya mangap-mangap saking terkejut.

Bentar deh.

Dia mimpi apa semalam sampe ketemu dedemit antah berantah ini?!

Sreeett.

Sera oleng ketika dirinya ditarik oleh tangan seseorang. Ia mendongak, melihat Dhirga yang wajahnya sudah seperti menahan amarah.

"Lo apa-apaan? Punya tangan, kaki, mata tapi nyuruh orang jadi babu. Udah bosen idup? Lo berurusan sama anak Kebablas, berarti berurusan juga sama gue."

Suara dingin Dhirga membuat bulu kuduk Sera meremang. Pasalnya, ia berada tepat di belakang cowok itu. Iya, Dhirga yang menariknya tadi.

Sera dapat merasakan amarah yang menguar dari balik tubuh jangkung Dhirga. Jantungnya semakin junpalitan ketika ia merasa dilindungi Ketua OSIS kesayangannya itu.

"Bang Dhir- "

"Diem."

Anjritt

Sera membatin dalam hati. Niatnya mau nyelesaiin sendiri, eh disuruh diem.

"Aw aw aw, Yayag Dhirga cweet bangeeet cihh." Tomang berniat menggoda Dhirga.

"Bisa diem nggak sih lo?!" Raka menyahut.

"Gue punya mulut. Suka-suka gue, lah!"

"Sori. Urusan gue gak ada sama lo," ucap Arsen menatap tajam Dhirga.

"Lo gak denger apa budeg? Gue- "

"Udah, Bang. Gapapa."

Dhirga menatap tajam Sera. Tapi, gadis itu sedang menatapnya lembut.

Ketua OSIS kesayangan Sera itu mendengus, "terserah lo."

"Gue terima. Sori aja, gue nggak bakal ngejilat ludah gue sendiri." Sera menatap Arsen tajam.

Cowok itu tersenyum miring. Lantas berlalu dari hadapan mereka.

"Pulang."

Dhirga menyentak Sera dengan menggandeng tangan gadis itu.

"Waw. Bucinnya udah mau kelihatan nih," komentar Tomang.

"Wiw. Bicinnyi idih mii kilihitin nih. Dasar! Iri bilang!" Raka menyahut.

"Halah! Apaan lo?! Lo juga kan?" Tomang berteriak tak terima.

"Minyi minyi minyi," cibir Raka.

PANGERAN GUE! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang