Berbuat Baik

24 2 0
                                    

Ia menyuruh pria lusuh tersebut untuk duduk dan mengistirahatkan tubuhnya. Sembari menyuruh Eugene mengeluarkan semua dagangan roti kami. Untuk pria asing itu. Tanpa dibayar sepeser pun.

Waktu itu fikirku,apa Tn. Cleo sudah gila. Memberikan semua dagangannya hari ini hanya untuk pria,yang bahkan ayahku tidak tahu dia siapa. Pria yang tidak punya sopan santun. Seenaknya saja masuk ke toko roti ayahku dan menyantap semua dagangannya.

Melihat apa yang dilakukan ayahku sudah melampaui batas,aku mengajaknya untuk membicarakan ini. Apa yang dia lakukan itu salah. Terlalu baik dengan orang yang tidak di kenal,hanya akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.

"Apa kau sudah gila? Cleo,roti itu untuk dagang kau hari ini. Kalau seperti ini kita bisa merugi.."Protesku yang sama sekali tidak setuju dengan ide brilian nya itu.

"Apa salahnya membantu seseorang yang perlu bantuan,Matilda?"Tanya Tn. Cleo dengan wajah santai nya. Membuat diriku semakin memanas oleh ulahnya.

"Menurut kami,ini semua berlebihan Cleo. Cukup mengikhlaskan pria itu menghabiskan sebagian dagangan kami hari ini. Kami sudah membantunya. Jangan kau berikan semua padanya Cleo."Eugene menghampiri kami dengan membawa nampan kayu dengan beberapa potong roti di atasnya. Iaa diperintahkan Cleo untuk segera mengeluarkan semua dagangan kami hari ini,padahal ia sama tidak setujunya denganku.

Tanpa menjawab sepatah kata apapun, Tn. Cleo berjalan merebut perlahan nampan yang berada di kedua tangan Eugene. Menghampiri pria tua itu,dengan kedua nampan berisi beberapa potongan roti didalamnya.

"Apa kau masih menginginkan ini tuan?"Tanya ayahku pada pria tua itu.

"Ya,sebenarnya aku masih sangat lapar. Tapi tak apa,sepertinya anak-anakmu tidak berkenan atas kehadiranku."Ucap pria tua itu yang sepertinya hendak pergi.

Bayangkan,kalian hanya mempunyai sebuah toko roti yang menjadi penghasilan keluarga kalian selama ini. Bahkan untuk hidup kalian,tidak semuanya terpenuhi dari hasil penjualan itu.

Lalu,datang seorang pria asing yang dengan tiba-tiba mengambil roti-roti yang seharusnya dapat kalian jual seharian ini.

Apa kalian mengikhlaskan nya? Bahkan ia tidak seperti manusia. Apa ada manusia normal yang memakan belasan roti dalam hitungan menit?

"Tidak usah difikirkan pak. Mereka hanya anak-anak. Makanlah ini, semuanya untuk mu."Ucap Tn. Cleo menyerahkan nampan-nampan nya itu dengan sia-sia.

"Cleo apa yang kau lakukan?"Eugene menghampiri Tn. Cleo dan menepis tangan ayahku,agar segera berhenti memberikan semua dagangan kami pada pria tua itu.

"Apa-apaan kau ini Eugene. Aku tidak pernah mengajarimu untuk berperilaku yang tidak sopan."Ucap Tn. Cleo,yang sepertinya tak suka dengan perilaku saudara laki-laki ku itu.

"Maaf Cleo,kami hanya mengingatkan mu."Ucapku yang segera menarik Eugene untuk bergegas pergi dari sana.

Ayahku termasuk seseorang yang sangat keras kepala. Tak jarang ia mengedepankan keputusannya,tanpa memperdulikan pendapat di sekitarnya.

***

Setelah hampir setengah jam kami pergi,agar tak memperkeruh suasana toko. Kami kembali dengan niat ingin meminta maaf kepada Tn. Cleo. Dan kembali membantunya membereskan semua ke kacauan hari ini.

"Tak usah minta maaf padaku. Aku sudah memaafkan kalian. Cepat bantu aku dan bereskan meja-mejanya."Ucap Tn. Cleo yang seakan-akan dapat membaca apa yang ada difikiran kami.

Tanpa basa-basi kami segera membantu Tn. Cleo dengan merapihkan meja-meja yang sempat berantakan karena kejadian tadi. Kejadian yang sama sekali diluar dugaanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

C u r s e d  W e d d i n g Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang