Marvel memperhatikan wajah yang kian hari tampak kian pucat itu dengan perasaan yang berkecamuk. Sembari terus mengudarakan tanya, kapan perempuan ini membuka matanya.Tepat pada hari ini, genap sudah dua Minggu Luna koma.
Marvel merasa bingung sendiri dengan dirinya, padahal ia sangat membenci Luna namun melihat apa yang terjadi sekarang malah membuatnya melupakan kebencian itu.
Saat ini Marvel di hantui rasa bersalah, ia merasa gagal menjaga adiknya, Luna. Marvel merasa bersalah karena telah mengingkari janjinya dengan Almarhum Sagara yang memintanya untuk menjaga Luna dengan baik. Begitu juga dengan janjinya bersama Wong dan Ranty.
Marvel tak hanya ingkar janji untuk menjaga Luna, ia juga sampai melukai Luna. Sedari dahulu, saat Luna hadir untuk kali pertama ke muka bumi, Marvel sudah amat sangat membencinya.
Kenapa? kenapa bisa?
Entahlah, kala itu saat mengetahui bahwa adiknya yang telah lahir adalah seorang perempuan Marvel merasa sangat kesal. Karena saat itu Sagara sedang sibuk-sibuknya dengan segala tugas sekolah nya sampai-sampai tak mempunyai waktu untuk bermain dengan Marvel.
Maka karena itu ia sangatlah antusias menunggu kelahiran adiknya, yang Marvel kira berjenis kelamin laki-laki. Namun nyatanya ia salah, dan hal tersebut sangat membuat Marvel kecewa.
Lucu ya? padahal Luna sendiri tak meminta untuk lahir, lahir sebagai anak perempuan, ia tak pernah meminta.
Dan lagi, yang membuat Marvel semakin tak menyukai Luna. Saat Luna lahir dan mulai tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik ia mendapatkan perhatian lebih dari Sagara dan kedua orangtuanya.
Marvel merasa di beda-beda kan. Kenapa, kenapa semua orang di rumah selalu berpihak pada Luna. Pikirnya kala itu.
Ranty sebagai ibu jelas mengetahui apa yang terjadi dengan anak laki-lakinya itu, Ranty mencoba menasehati dan memberi pengertian kepada Marvel bahwa semua anaknya di perlakukan dengan sama. Dan Ranty pun merasa bahwa pemikiran Marvel itu akan hilang seiringan dengan ia yang semakin besar, pola pikirnya pasti berubah.
Namun bukannya berubah, Marvel malah kian menjadi-jadi. Tak hanya mengabaikan Luna dia juga begitu senang melihat Luna tersakiti.
Dari sekian lamanya Marvel baru tersadar sekarang, bahwa dahulu mau Sagara dan kedua orangtuanya itu memang memberikan kasih sayang yang sama juga kepada Marvel.
Dan soal Sagara, karena masih begitu kecil Marvel jadi tak bisa paham situasi. Saat itu sang Kakak memang benar-benar sibuk karena Sagara sedang mengurus segala sesuatu untuk masuk ke universitas setelah tamat dari sekolah menengah akhir. Jadi tak heran kenapa ia begitu sibuk sehingga tak bisa bermain dengan Marvel.
Soal Luna, Marvel benar-benar berdosa kepada adiknya itu. Karena sedari dulu Marvel tak pernah menjadi Kakak laki-laki yang baik untuk nya.
Jika pernah, paling karena terpaksa ataupun di atas dasari kata pura-pura. Yang ia lakukan setiap hari hanyalah menyakiti Luna saja.
Marvel masih mengingat jelas sejahat apa ia kepada Luna. Di mana suatu hari saat mereka masih kecil, Luna yang begitu antusias membuatkan Marvel cake di hari ulangtahunnya.
Dengan bantuan Sagara. Luna yang baru berusia 9 tahun sangat bersemangat ia tak perduli dengan pakaian nya yang basah karena menerobos hujan saat membeli bahan, Luna hanya mau memberikan hadiah terbaik yang biasa ia buat untuk Marvel dan berharap setelah ini Marvel mau bermain bersamanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/193328652-288-k237524.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Lara Luna || END
Teen FictionSemuanya terjadi begitu saja. Entah apa yang terjadi sebelumnya, hingga kini aku berakhir seperti ini. Tatapan yang ia lemparkan, perilaku yang ia tunjukkan, dan kata-kata yang ia lontarkan semuanya terjadi atas dasar kebencian terhadapku. Segala ca...