12. ℓ✺ṧт ՊḙՊ✺Ի!ḙṧ (On Going)

529 34 5
                                    


Sejak semalam Deo tak melihat istrinya, Deo merasa khawatir tak biasanya Dev seperti ini, karena Deo sangat menghawatirkan keadaan Dev, Deo memutuskan untuk menghampiri kamar belakang tempat Dev beristirahat.

Tok... Tok... Tok....

"Dev, kamu kenapa? Apa kamu sakit? Kamu belum keluar, kamu juga belum makan sejak kemarin malam. Keluarlah untuk makan, dan bukakkan pintu untukku." Deo terus mengetuk pintu, tapi tak ada sahutan terdengar dari dalam sana, akhirnya Deo mecoba membuka pintu kamar itu dan ternyata tak terkunci.

"Dev? ada apa dengamu? apakah kau sakit?" Deo semakin mengkhawatirkan keadaanmu Dev tatkala melihat tubuh Dev tertutupi oleh selimut yang begitu tebal, keadaan Dev sangat mprihatinkan.
Mata yang terlihat masih sembab, bibir pucatnya, matanya tak jauh" Dari mata panda.

"Tak apa, hanya kecapean" Dev masih kecewa akan ucapan kakaknya semalam, meski Dev belum mengetahui yang sebenarnya, meski Dev belum mendengarkan penjelasan dari suaminya. Tetapi wanita mana yang tidak merasa sakit hati jika mengetahui suaminya memiliki ada dari wanita lain.

"Kau habis menangis? Matamu begitu sembab, kau tak makan dari semalam? aku yakin kau pasti sakit, sebaiknya kita kerumah sakit sekarang juga!" Deo berucap sambil berjongkok hendak merengkuh tubuh mungil Dev.

"Tidak kak! Kau cepatlah berangkat kerja! anakmu butuh asupan gizi?" Dev berucap demikian, dan mampu membuat Deo ter bingung apakah yang sebenarnya Dev ucapkan.

"Apa maksudmu? Anak siapa? Apakah kau hamil? Kau hamil anak siapa? Katakan kepadaku! Aku masih suamimu mengapa kau berani berselingkuh seperti ini?!!!" Deo salah paham rupanya, sampai-sampai Deo tersulut emosi begitu mengerikan.

"Aku tak hamil! Aku tak pernah berselingkuh! Kau yang selingkuh kak! kau yang memiliki anak!" Dev audah tak tahan akan tingkah suaminya, sehingga kemarahan Dev tak dapat terkendali, Dev terus meluapkan isi hatinya.

"Kau terus mengelak! berkatalah secara jujur jika kau ingin bercerai dengan ku! aku tak memiliki anak dari siapapun! bahkan menyentuh perempuan saja tidak, termasuk dirimu sebagai istri sahku!" Deo terus membentak, hentakan itu semakin kencang setiap pelafalannya.

"Tak seharusnya kau mengucapkan itu, kau tak mengakui anakmu sendiri! kau begitu naif, kau munafik. Didepanku kau bicara seolah-olah tak pernah menyentuh wanita satupun! Tapi nyatanya apa? kau sudah memiliki anak dari kakaku sendiri! kau berselingkuh dibelakang ku!" Dev merasa lega semua beban pikirannya ter luapkan, Dev pingsan setelah melafalkan semua itu.

Karena Deo terkaget akan Dev yang tiba-tiba pingsan, Deo membuang jauh-jauh egonya, Deo membuang jauh-jauh amarahnya. Deo mulai membopong tubuh Dev menuju mobil dan bergegas pergi ke rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit Dev langsung ditangani oleh dokter. Deo terus menunggu tak bisa terdiam Deo sangat khawatir pada Dev.

"Pak Deo?" Tiba-tiba dokter yang menangani Dev keluar dari ruangan tempat Dev berbaring.

"Ya dok, bagaimana keadaan istri saya?" Deo tergesa-gesa tak sabar ingin segera mengetahui keadaan Dev.

"Istri anda hanya kelelahan, sebaiknya anda segera hampiri istri anda," Perkataan sangat dokter sangat membuat Deo lega, dia lega karena Dev ternyata tak hamil dan Deo lega karena Dev hanya kelelahan saja, tak ada penyakit serius yang menimpanya.

Ketika Deo memasuki ruangan Dev, Deo terduduk disamping Dev, tak ada gemintang dari mereka berdua, mereka hanya diam membisu, tak ada yang mempunyai niatan untuk meminta maaf terlebih dahulu. Sampai akhirnya Deo merasa bahwa Dev tak memperdulikan keberadaannya, bahkan Dev mengalihkan pandangan. Deo sudah merasa tak sabar, hingga Deo mengucapkan sepatah kata maaf.

"Maaf" Deo berkata sangat pelan, sudah mirip bisikan saja, namun mencerminkan ketulusan yang murni.

"Untuk?" Dev pun ikut ambil andil dalam pembicaraan ini, Dev mulai mandang paras suaminya.

"Aku sudah membentak mu, bahkan aku menuduhmu selingkuh bahkan hamil dengan pria lain." Deo memeberikan tatapan sendu kepada Dev, Deo mulai meraih tangan Dev untuk di genggamnya.

"Tak apa kak, kita saling emosi tadi sehingga seperi itu," Dev menerima ucapan maaf dari suaminya, dia juga menerima genggaman hangat di tangannya, dan menunjukkan senyum manisnya.

"Jujur, aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu," Deo berkata jujur, Deo membalas senyuman Dev tak kalah manis ditambah senyumannya sangat merekah.

"Rupanya, kakak sudah berani mengkhawatirkan istrimu ini ya?" Dev mencoba mencairkan suasana agar tidak terlalu tegang dengan cara menggoda suaminya.

"Tentu saja kau kan istriku, kau juga mulai nakal! Kau berani menggodaku," Dev terkekeh dan diikuti candaan candaan lain, yang Deo berikan untuk istrinya itu.

Jika dilihat dalam momen-momen ini, Deo dan Dev terlihat seperti pasangan suami istri yang sangat bahagia, dan tak terjadi masalah sedikitpun, tetapi momen ini tak selalu muncul dalam kehidupan mereka berdua, selain hal-hal romantis perdebatan keras pun sering mereka lalui, tapi tak ada kata cerai sedikitpun yang terlontar saat mereka saling tersulut emosi.




Sedikit aja ya, biara para raiders greget😅

Jangan lupa tinggalin jejak, jika kalian tak meninggalkan jejek author gak mau ngelanjutin nih cerita, karena vote dan komen kalian adalah semangat bagi author. 🙏





Udah itu aja makasih 😘

Lost Memories (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang