16. ℓ✺ṧт ՊḙՊ✺Ի!ḙṧ (On Going)

229 16 1
                                    


Dev terduduk di teras dengan ditemani kopi hangat kesukaannya. Dev terus memikirkan ungkapan rasa dari teman lamanya yang kini mulai aktif kembali.

"Mas Deo memang udah nggak pernah perduliin aku lagi, tapi aku juga salah jika harus menduakan cintanya. Apakah aku harus menelan mentah-mentah kenyataan semua ini? Apa aku harus memendam semua kenyataan pahit ini? Mungkin aku akan mencoba membuka hati untuk orang lain, dari pada harus hidup di penuhi luka, aku bosan seperti ini terus, lagian mas Deo juga udah memiliki seorang buah hati dari kak Anggy." Dev terus menatap lurus, ia tak henti-hentinya melamun, hingga tak sadar jika ada seseorang yang menunggu tuk di bukakan gerbang.

Saking lamanya Dev melamun, seseorang di sebrang sana sampai tak bisa menahan sabar lagi, orang itu melempari Dev dengan batu kerikil di dekatnya.

"Dev! Bukakan gerbangnya! Temanmu ini ingin masuk!" Teriak Clayra (kalian inget Clayra kan? Sahabatnya Dev, yang sering di panggil Ira).

Tuk!! (Suara kerikil berukuran lumayan, mengenai kopi Dev).

"Hah! Apaan?" Ucap Dev, sembari mencari asal suara tersebut.

"Peh, budek rek! Woy Dev koncomu iki loh!" Logat Jawa dari Ira sepontan keluar, kala ia sudah mulai emosi.

Karena teriakan Ira yang sungguh melengking, mampu menyadarkan Dev, jika Ira ingin menerobos masuk.

"Eh, elu." Dev berucap sambil nyengir tak bersalah, bak seseorang yang tak punya dosa.

"Tolol, ogeb! Bukain nyet! Panas woy!" Kesabaran Ira sudah semakin terkuras. Sepertinya Dev terlalu banyak beban hidup hingga ia begitu tolol untuk sekarang ini.

"Eh, iya-iya, sabar." Dev berjalan mendekati gerbang, kemudian membukakan untuk Ira.

Ira menunjukkan tatapan misteriusnya, ia menatap tajam sosok didepannya. Dilanjutkan dengan berlari kecil menuju teras Dev yang lebih terasa dingin.

"Bocah-bocah, ngapain lo kesini?" Tanya Dev.

"Bikinin minum cepet, ntar gue kasih tau, cepetan! Yang manis pakek es!" Teriak Ira, karena Dev sudah memasuki rumahnya hendak membuat minum.

Dev hadir membawakan keajaiban untuk Ira. Ira langsung meneguk minuman tersebut tiada sisa.

"Pelan-pelan Ra," tegur Dev.

"Eeeekhhh, Alhamdulillah."

"Hmmm, ngapain lo kesini," tanya Dev.

"Mau ngasih tau"

"Apa?"

"Gue laper," ujar Ira, sambil membuat Dev semakin penasaran.

"Ya udah makan sono ngeb, gue dah masak tadi,"

"Ambilin" pinta Ira memerintah.

"Ogeb, ngelunjak nih bocah, ambil sendiri," tolak Dev dengan tatapan datar.

"Ya udah gak jadi makan, gue kesini cuman mau ngasih sesuatu, dari lakik lu," ucap Ira mampu membuat mata Dev semakin melebar.

"Yang bener aja! Sini cepet gue pengen tau, apaan?!" Tandas Dev dengan semangat menggebu.

"Sabar!" Ira mengeluarkan secercah kertas yang Dev yakini itu adalah sebuah surat.

"Sini cepet!" Kegiatan Dev saat ini adalah merebut secara paksa surat tersebut kemudian membacanya dengan fasih dalam hati yang tak mampu terdengar oleh siapapun.

Dear Dev <3

Sorry

Your husband:v

"Gila, isinya kek begini doang?!" Tanya Dev, karena ia terkejut hanya mendapatkan satu kata dari surat tersebut.

"Mangkanya sabar nyet, masih banyak suratnya. Nih, gue jelasin dulu ya. Jadi lakik lo itu tiap hari ngirim surat, dia gak bisa ngasih pesan lewat internet, karena secara tiba-tiba ponsel lakik lo ilang, dan semua berkas berkas tentang elu ilang, semua surat-surat ini gak bisa nyampek ke elu, solanya kakak elu si Anggy yang nyembunyiin. Jadi dalang di balik semua ini adalah ulah kakak elu Anggy." Ira menjelaskan dengan menunjukkan keseriusan yang mendamba.

"Ra, kenapa kakak gue tega ya?" Air mata Dev sudah mulai menerobos ingin keluar.

"Yang sabar Dev, gue yakin lakik lo bakal setia kok," ujar Ira sembari menenangkan.

Dev terus membaca isi surat-surat tersebut, air matanya juga terus keluar. Surat-surat tersebut memang berisi hanya beberapa kata saja, tetapi sudah ada 100 lebih surat yang dikirimkan tetapi tak sampai tujuan.

Isi suratnya hanya menunjukkan, suasana hati dari seorang Deo, dari rasa rindu yang Deo rasakan, hingga cerita-cerita saat Deo rindu akan masakan Dev, bahkan Deo hingga demam saking rindunya akan kehadiran seorang wanita pujaannya.

Air mata Dev mengalir tak terbendung, ia tak menyangka jika Deo masih mengingat dirinya, karena yang Dev kira Deo telah melupakan kehadirannya.

T
B
C

Tinggalin jejak ya😘

Maaf jarang update 🙏
Keknya cerita ini bakal gue tutup gaes!

Thanks untuk semuanya 😘

Lost Memories (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang