Mario memandang sebuah stiker yang ada di tangannya, yang dia lepaskan secara diam-diam dari salah satu plastik, saat wanita tadi sedang turun dari mobilnya. Nama T-Laundry, Nomor telepon dan alamat tertera di sana. Dia sudah mencoba menelepon tadi, tapi yang menerima panggilannya adalah seorang laki-laki. Tanpa bertanya lebih lanjut, Mario langsung memutuskan sambungan telepon. Sepertinya, wanita itu telah bersuami.
Tok. Tok. Tok.
Sebuah ketukan terdengar. Mario meletakkan stiker itu ke meja. "Masuk," suruhnya.
Seorang pria bertubuh tegap dengan setelan serba hitam dan berjaket kulit, masuk ke ruangan Mario. "Ini data-data yang Bapak minta," ucapnya sembari meletakkan satu amplop coklat ke atas meja.
Mario mengangguk. Pria itu pergi.
Rasa penasaran Mario terhadap wanita tadi membuatnya mengirim seseorang untuk mencari tahu semua hal tentang wanita itu.
Tavisha Haris, 25 tahun.
Sisanya, semua yang dibutuhkan oleh Mario. Ternyata, pria yang menerima panggilan Mario tadi adalah Ayahnya Tavisha. Usaha laundry kecil-kecilan itu dilakukan di rumah, dari fotonya terlihat kalau Tavisha tinggal di tempat yang sederhana.
Selain foto rumah Tavisha, juga ada foto Ayahnya yang duduk di antara tumpukan plastik berisi pakaian yang siap diantar, memegang bulpen dan notes kecil.
Lalu ada lagi foto orang-orang yang sedang mengantarkan cucian, berdiri menunggu pakaian kotornya ditimbang.
Dan terakhir, foto Tavisha. Wanita itu sedang tertawa, lepas sekali. Rambutnya yang sudah tidak rapi, justru terlihat semakin cantik. Fakta lainnya, Tavisha memang menyukai pemakaian rok yang terlalu pendek. Geraham Mario bergerak-gerak, membayangkan wanita itu membawa motor dengan rok sependek itu. Tidak masuk akal!
Mario meraih ponselnya dan menelepon ke rumah.
"Halo Bik, bisa tolong siapkan semua pakaian kotor yang belum dicuci dan suruh Pak Ading kirim ke kantor saya?"
"..."
"Apa saja. Kalau perlu semua seprei, selimut dan gordin diganti dengan yang baru."
"..."
"Baik, ditunggu Bik."
Mario menyunggingkan senyum pada stiker kusut yang tertempel di atas meja kerjanya. Bila dia sudah berjalan sejauh ini, itu berarti rasa penasarannya harus dituntaskan.
Pada Tavisha.
***
Hari ini usaha laundry Tavisha sedang sangat ramai. Dia hanya memiliki dua orang pegawai, yaitu bagian cuci dan menyetrika. Sementara Ayahnya yang sudah tua, hanya dia perbolehkan duduk dan mencatat orderan masuk. Dirinya sendiri bertugas menyiapkan cucian bersih dan mengantarnya ke rumah-rumah pelanggan.
Saat sedang mencoba mengangkat plastik besar yang lumayan berat, tiba-tiba seseorang mengambil alih plastik itu dan menaruhnya ke atas motor. Tavisha baru saja ingin mengucapkan terima kasih, tetapi urung saat melihat siapa orang yang membantunya itu.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Tavisha, tidak begitu bersahabat.
"Saya mau antar pakaian kotor," jawab Mario penuh percaya diri.
Pak Bagas, sang sopir pribadi mengeluarkan dua buah keranjang besar berisi semua cucian kotor. Saking banyaknya, keranjang itu terlihat penuh sesak.
Secukupnya Tavisha senang mendapat orderan cucian dalam jumlah besar seperti ini, tapi dia curiga orang seperti Mario mana mungkin mencuci pakaian di laundry kiloan. "Maaf, kita sedang full," tolaknya dengan sengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire
RomanceDitinggalkan mantan istrinya karena tidak bisa memuaskan dalam hubungan seksual mereka, Mario Abimanyu ingin membuktikan bahwa Jennifer salah. Tapi, satu pertemuan dengan Tavisha, Mario tahu, dia adalah wanita yang Mario butuhkan. *** Saat ditinggal...
Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi