Chapter 07

77 19 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CHAPTER 07: JUST CONTACT ME


Sebelum mengalami hal yang membuat Minhee kehilangan semangat belajarnya, Minhee adalah siswa yang biasa saja sejujurnya.

Ia hanya akan belajar saat menjelang ulangan kenaikan kelas. Dengan itu, ujian tengah semester atau ulangan harian biasa, lelaki itu tidak akan belajar dirumah meski saat di sekolah ia tetap membuka buku hanya untuk sekedar membaca. Minhee juga bukan tipikal orang yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk kegiatan membosankan itu.

Namun karena hal tersebut pula, Minhee kerap kali disangka berbuat curang. Karenanya ia memang tergolong murid yang biasa saja (maksudnya dia juga bukan tipikal murid yang ambisius—selalu ingin memiliki nilai sempurna). Hanya saja, Minhee itu mudah paham. Dia lebih mudah ketika mendengarkan guru menjelaskan sambil membaca buku yang ia pegang. Minhee sama sekali tidak mencatat, karena dia mudah mengingat.

Ia juga tidak tahu jawaban yang ditulis pada lembar jawaban ternyata benar, padahal kalau di ingat-ingat Minhee bukan penganut sistem kebut semalam—lebih tepatnya mungkin penganut sistem kebut sejam (karena dia emang belajarnya sejam sebelum ujian berlangsung). Yah, kalau sudah begitu, masa mau dibilang curang juga? Padahal Minhee ngasal, bukan nyontek.

Tetapi karena kejadian yang cukup berdampak besar bagi Minhee yang mampu membuat lelaki tersebut goyah karena suatu kehilangan, Minhee benar-benar hilang minat belajar. Mau ada ujian atau tidak, dia tak pernah belajar. Saat di kelas, Minhee hanya sekedar mendengarkan. Buku catatannya bahkan hanya di isi oleh tulisan yang memang diharuskan oleh guru untuk mencatat.

Jika tidak diharuskan? Maka buat apa susah-susah, hehe.

Tetapi, luar biasanya, dua minggu ini, Minhee rajin belajar. Luar biasa. Bahkan sampe Pak Maman si Tukang Kebun sampe terheran-teran.

Hanya satu orang inilah, yang perkataannya membuat Minhee kehabisan kata.

"Aaaaaaaah, gila. Selamaaat!" seru si gadis ketika Minhee turun dari podium. Dia sempat terkejut ketika Luna secara tiba-tiba berlari ke arahnya dan langsung memeluknya begitu semangat. "Walaupun juara tiga, saya bahagia banget!"

Iya, Minhee lolos tes seleksi olimpiade itu dan buat geger seisi ruangan guru bahkan sekolah. Murid apatis, yang mungkin memiliki motto hidup segan, mati tak mau yang melekat pada Minhee, runtuh sudah ketika ia mendapat nilai sempurna pada tes seleksi tersebut. Hari ini, adalah hari dimana ia menjalani sebuah olimpiade untuk pertama kali dalam hidupnya.

Dia tidak juara pertama, namun Luna tersenyum begitu lebarnya. Ada debar tak biasa dalam diri Minhee, yang jelas ia tak tahu sebabnya.

"A—ups," Luna merasa canggung sedetik kemudian. Melepas pelukan sambil mengatur ekspresi yang pas. "Hehe, maaf ya."

Aftertaste | Minhee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang