Chapter 01

267 25 7
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CHAPTER 01: LUNA'S As


Barangkali, alasan satu-satunya mengapa Minhee menyukai hidup adalah tentang kebebasan. Dia suka sekali mencoba hal baru, meski saat mencoba meraihnya, dia akan menyerah dengan cepat pula jika hasilnya tak sesuai dengan ekspetasi.

Sejak SMA, sudah tak terhitung berapa kali Minhee dan teman-temannya membuat masalah. Tenang, Minhee tak sampai hati membuat pelanggaran yang dapat dijatuhi hukuman yang mencoreng surat kelakuan balik di kepolisian.

Bolos dan terlambat adalah dua pelanggaran yang paling dia lakukan.

Alasannya tentu saja klise. Lelaki bersurai hitam tersebut tidur terlalu larut karena nongkrong asik bersama teman-temannya hingga mabar game sampai tak ingat waktu. Dia juga bukan tipikal orang yang tidur dalam dua jam, tetap bisa bangun jam lima pagi. Apa akibatnya? Tentu saja dia bangun kesiangan.

Terlebih, bila ia terlambat bangun hingga waktu yang diperlukan agar sampai ke sekolah dalam waktu lima belas menit sedangkan tubuhnya masih bergelung dibawah selimut, tebak apa yang dia lakukan.

Tentu saja bablas tidur sampai siang.

Karena yah, percuma. Maupun Minhee tidak mandi saat ke sekolah pula, dia tetap butuh waktu untuk persiapan ganti pakaian, menyiapkan buku dan nyolong cemilan di kulkas. Jarak waktu yang ditempuh dari rumah ke sekolah juga membutuhkan waktu sekiranya dua puluh menit.

Jadi untuk apa melakukan hal yang sia-sia jika ujung-ujungnya terlambat pula?

Tidak guna, haha.

Pelanggaran lain yang Minhee lakukan adalah berbuat usil. Seharusnya sih usil itu menjadi hal yang sangat biasa. Tetapi kalau yang diusili adalah seorang guru bahkan wali kelas, tentu akan menjadi perkara yang berbeda, bukan?

Pernah suatu hari, saat itu Minhee lupa membawa alat tulis saat ujian karena dia membawa tas yang berbeda. Meminjam dengan teman sekelasnya juga percuma, karena yang mereka punya hanya pulcong alias pulpen colongan. Alhasil, saat pengawas sedang izin ke kamar mandi, disaat yang lain ribut meminta jawaban kesana kemari, Minhee melangkah gontai ke meja guru dengan wajah pongah, lalu mengambil alat tulis yang ada di kotak pensil milik pengawas ujianya kala itu.

Teman sekelasnya? Tidak peduli. Mereka sibuk mencari jawaban, karena guru lengah adalah anugrah bagi anak yang sedang menghadapi ujian dengan tak punya persiapan apa-apa.

Saat Minhee menjadi orang pertama yang mengumpulkan lembar jawaban ujian beserta soal (tentu saja hasil tebak-tebak buah manggis berharap hasilnya akan tetap manis, dengan mengosongkan bagian esai), dia meletakkan tanpa rasa apapun disusul dengan alat tulis yang ia pakai sambil menceletuk jenaka dengan senyum tengilnya. "Bu, tadi saya pinjem pulpen, tip-ex, sama pensilnya. Makasih ya, Bu. Saya jadi bisa ngerjain ujian. Saya doain ibu masuk surga."

Aftertaste | Minhee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang