You

235 28 10
                                    

CASSANDRA POV

 TGIF! Yeay! Oke , Dasi. Check. Topi , ada di dalem tas. Check. Barang yang diperlukan. Check. Rambut. Check. Seragam rapih. Check.

Well , berhubung ini hari Jumat , alias hari perjuangan terakhir gue di minggu ini , so , gue ga mau sampe kena hukum atau segala antek-anteknya. Wish for a good day. Atau seenggaknya better than yesterday lah ya.

Gue berjalan keluar kamar , menyusuri tangga , dan mulai mengarahkan kaki menuju lantai satu berniat untuk sarapan. Yah , gue bangun kepagian hari ini. Kemarin berasa hari yang super duper melelahkan buat gue , padahal penyebabnya simpel banget , cuma gara-gara luka yang nyiksa kaki gue dan sukses bikin gue pincang setengah mati kemarin. Dan gue tidur awal banget kemaren , terlalu awal mungkin , sampe gue bisa bangun sepagi ini , jam lima.

Belum sekali gue nginjekin kaki di ruang makan , tapi sebuah  celetukan pedes kaya sambel udah nyampe ketelinga gue. Hufft , ofcourse , siapa lagi kalo bukan Kak Xanelle.

"Ehh cass , gimana lukanya? enak ga rasanya? makanya jangan durhaka sama kakak sendiri"

Gue memutar bola mata malas. Sumpah , gue ga niat banget buat nanggepin ocehannya pagi ini , itu bakal jadi hal pertama yang ngerusak hari gue kalo gue responin. Gue melirik Kak Wishley yang lagi sibuk sendiri sama hapenya , dan sama sekali tidak menggubris kata-kata Kak Xanelle atau pun kehadiran gue. Good.

"Mama belum bangun kak?" tanya gue sambil menghempaskan tubuh duduk di kursi yang menjadi jatah gue meja makan ini

"Mama pergi keluar kota semalem" jawab Kak Wishley tanpa melepas padangannya dari layar handphonenya , tapi jawabannya barusan cukup membuat gue menganga kaget. Plis banget dia baru pulang du---

"Mingkem bisa kali Cass" celetuk Kak Xanelle

"Kak plis banget , gue lagi ga mau ribut sama lo pagi ini , dan -- Hello! Mama baru balik dua hari yang lalu keles , terus sekarang--- kemaren malem , udah pergi lagi gitu? Nyokap ma--"

"Cass" potong Kak Wishley dengan nada mengingatkan.

"Gue bener dong kak! Dikit-dikit keluar kota , dikit-dikit keluar negeri. Sekalinya di rumah , pulangnya malem terus , lemburlah , meeting lah , ini lah , itulah , terus anak-anaknya ga dipikirin gitu? Gue sama Diandra aja bentar lagi mau ngambil ijazah , udah mau masuk kuliah , tapi mama ga pernah nanyain sedikit pun tentang kelulusan gue sama Diandra. Dia tuh emang ga peduli sama kita kak!" oceh gue dengan penuh emosi. Entah kenapa dalam beberapa detik aja , emosi gue naik ke tingkat paling tinggi mengingat seberapa seringnya nyokap absen di rumah.

"Cassandra! Kitakan ga tau apa kesibukan Mama! Jadi stop untuk terus-terusan nuntut Mama! Mama tuh kerja sen---"

"Mama kerja sendiri. Tanpa ada yang bantu. Tanpa papa" sambar gue meneruskan kalimat Kak Wishley yang gue potong tadi. Gue muak sama semua alesannya Mama. Gue muak sama semua penjelasan yang itu-itu aja yang keluar dari mulut Kak Wishley. Gue muak sama semuanya.

"Yashlee!" Kak Wishley benar-benar membentak gue sekarang. Gue menatap tangan kanan Kak Wishley yang sudah menggantung di udara yang mungkin bakal gue terima di pipi gue kalo aja ga di tahan sama Kak Xanelle. Gue berdiri dari duduk gue dan langsung melengos pergi keluar meninggalkan Kak Wishley dan Kak Xanelle di ruang makan.

Nafas gue memburu cepat ketika gue berhasil keluar dari rumah. And damn , pupus sudah harapan gue tentang hari ini yang diharapakan lebih baik dari kemarin. Nyatanya hari ini bukan fisik gue yang terluka , tapi jiwa gue.

********

Gue berjalan menelusuri taman yang mungkin begitu indah buat orang-orang yang pikirannya jernih. Tapi buat gue , semuanya hampa. Gue berjalan tanpa tau arah mana yang gue pilih. Yang pasti hari ini gue bener-bener udah ga niat untuk masuk sekolah. Bodo amat sama absen , classmeet ini.

This is Me (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang