Berangkat ke Jepang

53 3 0
                                    

06.00 pagi.

"Selamat pagi mama!"
Sapa Yuka yang sangat ceria. Sambil memandang mamanya yang sedang mengoleskan selai di atas roti. Kali ini Yuka tidak mengeluarkan teriakan yang uwuww.

"Iya Yuka.. Selamat pagi."
Jawab mamanya tersenyum.

"Hihihi..."
Yuka tertawa kecil seakan dia tidak sabar ingin segera berangkat.

"Duhh anak mama.. Udah nggak sabar pasti yaa..."

"Hehe.. Iya ma..."
Yuka menjawab dengan senyuman yang sangat manis.

Mereka menikmati sarapan pagi sembari ditemani secangkir kopi.
Namun, seketika suasana berubah.

Mamanya Yuka memegang tangan Yuka sembari berbicara pada Yuka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Yuka... Ini pertama kali kamu ke Jepang dan jauh dari mama. Kamu hati-hati ya di sana. Jangan lupa sarapan setiap pagi seperti sekarang ini. Jangan lupa istirahat. Kamu harus bisa jaga diri. Pokoknya nanti kalau kamu di sana sering-sering hubungin mama ya.."

Mendengar kata mamanya mata Yuka turut berkaca-kaca.

"Umm... Mama.... Hmm... Iya ma. Yuka bakal inget terus pesen mama. Mama juga ya. Di rumah baik-baik. Doain terus Yuka. Biar bisa selamat sampai Jepang. Dan bisa mengejar mimpi Yuka di sana. Aaa... Yuka jadi mau nangis ih.. Mama anterin Yuka ke bandara ya?"

Mamanya menatap Yuka dengan air mata yang sudah jatuh.

"Iyaa Yuka. Mama anterin ke bandara. Kalau udah selesai sarapannya, kita berangkat ke bandara ya.."

Yuka mengangguk dan segera menghabiskan sarapan.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30

Mereka segera menuju mobil dan memasukkan koper Yuka ke dalam bagasi.
Selama di perjalanan, mama Yuka berkaca-kaca.
Yuka pun hanya diam. Tidak seperti biasanya. Seakan dia juga berat untuk pergi ke Jepang dan berpisah dengan mamanya sementara.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di bandara. Yuka segera check-in. Sambil menunggu keberangkatan, Yuka terus merangkul pundak mamanya.

"Hmm.. Beberapa waktu kedepan,mungkin berbulan-bulan, nggak ada yang ngerusuhin mama. Yuka bakal kangen banget sama mama."

Yuka meneteskan air mata.

"Hmm... Iya, nanti bakal sepi. Tapi, kamu jangan terlalu khawatir sama mama. Kamu di sana yang fokus. Kan kalau kangen mama, udah mama bawain daster kesayangan mama. Udah jangan nangis."

Jawab mamanya sembari mengusap air mata Yuka.

Sudah saatnya Yuka berangkat.
Mereka berdua berpelukan sangat erat.

Mamanya berbisik lirih.

"Tetap menjadi Yuka. Sekarang saatnya kamu menggunakan bahasa Jepang mu. Mungkin belum seberapa. Tapi kamu harus terus belajar."

Yuka menjawab dengan lirih juga.

"Iya ma. Soal bahasa Jepang, semoga Yuka bisa menggunakan dengan baik."

Lalu mereka melespakan pelukan. Yuka segera masuk ke dalam pesawat. Saat di pintu Yuka mengeluarkan teriakan uwuww sembari melambaikan tangan kepada mamanya.

"Anata to hanarete sabishiku narimasu!!!!"
(aku akan merindukanmu!!!!)

Mamanya tersenyum lebar dan melambaikan tangan.

Yuka segera mencari tempat duduknya.
Setelah sudah ketemu, Yuka segera duduk. Tetapi kursi di sebelahnya masih kosong. Dia penasaran, siapa yang duduk di sebelahnya.

Di Penghujung SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang