prolog

12 5 0
                                    

"MALA!!" teriak cewek yang berlari menghampiri temannya yang bernama Mala.

Mala mendengus kesal, dia sedang menikmati makanannya di kantin. Tapi diganggu sama sahabatnya yang begitu cerewet itu.

"Apa? Ganggu gue makan aja," Mala melanjutkan kegiatan makannya. Dia membiarkan Aini yang terlihat kesal karena dia mengabaikannya.

"Ada berita bagus Mal," ucapnya dengan nada yang penuh semangat.

Mala menaruh sendoknya dan menatap sahabatnya itu, semoga saja Aini tidak membawa berita yang aneh-aneh. Cewek yang suka menggosip sana-sini itu menatap Mala dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

"Kita harus ikut lomba penjelajahan alam. Hadiahnya lumayan Mal, jalan-jalan keliling Indonesia gratis dan kita bisa beli apapun yang kita mau tanpa keluar uang sepersen pun."

Mala kembali mendengus, sudah dibilang kan, sahabatnya itu aneh. Dia diajak mengikuti lomba yang nggak jelas itu, menjelajah alam? Mending dia tidur dirumah, daripada harus menanggung resiko di alam yang sama sekali dia tidak tahu letaknya dimana.

"Ayolah Mal, ini menarik loh. Rugi kalau kita nggak ikut," Aini berusaha membujuk sahabatnya agar mengikuti penjelajahan itu.

"Lo tau nggak sih, gue masih trauma sama kejadian Bhantara waktu itu. Lagian ngapain ikut-ikutan kayak gitu sih. Gue juga bukan anggota PENCINTA ALAM."

Aini menghela napas panjang, sangat susah mengajak sahabatnya yang tidak suka dengan alam. Saat kegiatan Bantara saja cewek itu selalu meminta ingin pulang. Karena banyak kejadian yang tidak diinginkan terjadi, dari yang banyak perserta kesurupan, ada yang hilang saat jelajah malam, banyak yang sakit. Bahkan waktu itu Mala pernah ikut tersesat dan teman se-kelompoknya yang jatuh sakit dan ada yang kesurupan.

"Ayo dong Mal. Gue yakin, jelajah ini nggak sama dengan jelajah waktu Bantara."

Mala begitu jengah mendengar rengekan sahabatnya itu. Mala itu masih trauma sama kejadian waktu itu, kenapa sahabatnya tidak mengerti juga. Kejadian yang masih membekas dibenaknya, bahkan ketika gelap menyambut harinya, rasa takut selalu menghinggapinya. Maka dari itu, Mala tidak suka gelap setelah kejadian mengerikan itu.

"Ya udah kalau lo nggak mau ikut, jangan pernah anggap gue sahabat lo lagi."

Sangat kekanak-kanakkan sekali, hanya masalah sepele saja sahabatnya langsung bertindak seperti itu. Mala mendengus kesal, dia berpikir lagi, kalau dia ditinggal Aini, siapa yang akan menemaninya di sekolah? Karena temannya di SMA yang dekat dengannya hanya Aini saja.

"Ya udah, gue ikut. Tapi dengan syarat, jangan pernah tinggalin gue saat penjelajahan nanti."

Aini langsung menyambut dengan memeluk sahabatnya itu. Ternyata ancamannya mampu membuat Mala luruh, sebenarnya dia tadi hanya bercanda agar Mala mengikuti kegiatan itu.

Sampai jumpa di acara penjelajahan nanti.








Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang