Hampa

18 4 4
                                    

Hari ini adalah hari pertama gue kesekolah tanpa kia. Selama hampir 3 tahun gue sekolah disini gue gak pernah merasakan kesepian karena kia selalu ada buat gue, bahkan kita duduk sebangku.

Entah kenapa gue jadi, ngerasa kesepian. Setiap hari kita selalu bareng karena kita tetanggaan juga karena kita dah deket dari kecil.

Dulu gue sempet gak suka dengan kia namun, semakin kesini justru gue ngerasa ada yang hilang tanpa dia seperti sekarang.

Perkenalkan nama gue azran syakir abdullah, gue itu cuek, dingin, tinggi, punya hidung mancung, dengan kulit putih bersih.Umur gue 17 tahun sekarang, gue itu salah satu anggota club basket.

Pasti kalian nanya kenapa gue gak jadi ketua aja? Karena gue gak mau waktu gue terbuang karena basket karena prinsip gue "kia is my time anywhere and any time".

Kalian boleh bilang gue bucin maybe? Tapi itu fakta karena gue punya rasa yang lebih dari sekedar sahabat.

Kalian nanya siapa kia? Azkia permata akbar, sahabat gue satu-satunya dan gak akan ada yang bisa ngegantiin dia. Dia itu baik, gak pernah marah, lembut, sholehah tipe istri idaman banget. Meskipun dia gak tinggi dan langsing tapi, dia itu imut dimata gue.

Kring...kring...

Bel masukpun berbunyi, sekarang adalah pelajaran matematika, yaps...pelajaran favorit gue. Tapi, gak tau kenapa gue justru males banget.

Bu indah adalah guru matematika beliau itu friendly gak kayak guru matematika lainnya.

Pembelajaran berlangsung hingga tatapan bu indah jatuh pada seorang siswa yang sedang menenggelamkan kepala pada lipatan tangannya.

Dengan perlahan bu indah mendatangi tempat duduk azran,

"Azran kenapa kamu kelihatan tidak bersemangat gitu?" Tanya bu indah dengan lembut disertai tatapan teduh dan usapan dikepalanya.

"Hehehe...gak papa kok bu. Cuma males aja" jawab gua dengan muka polos.

Sontak semua siswi mengabadikan momen tersebut dimana seorang Azran yang terkenal dingin, bermuka datar, dan tatapan tajamnya dapat menyengir dengan muka bodoh.

Cekrek...cekrek...cekrek...

"Ampun azran manis banget"

"Azran I'm love you"

"Azran kapan-kapan senyum yang lebar ya"

"Aaaa...azran manis banget"

"Azran lagi dong lagi"

Azran sama sekali tak menanggapi cibiran semua wanita dikelasnya. 'kurang belaian banget' batin nya berkata.

"Bukan karena azkia tidak hadir?" Tanya bu indah tepat pada sasaran.

"Hmm...gitu lah bu" jawab gue dengan memasang wajah datar.

"Kan cuma sehari azkia gak masuk, kamu harus belajar ya..." jawab bu indah.

Gue hanya bergumam pelan, antara ikhlas dan tidak karena penyemangat gue sekarang gak ada.

~~~

A week by youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang