Bukan waktu yang tepat

6 1 1
                                    

Sejak tadi malam gue gak bisa tidur sama sekali, bukan karena penyakit tapi, karena gue kepikiran bidadari gue. Entah kenapa hati gue gak enak banget.

'Semoga kia baik-baik aja' batin gue

~~~

Hari ini adalah hari istimewa buat gue, karena bidadari gue hari ini ulang tahun, dan gue akan buat kejutan menarik buat dia.

Gue udah masukin beberapa barang ke kamar kia, dengan bantuan bi een pastinya.

'Pasti kia suka' batinnya bersorak.

Hari ini semuanya berjalan lancar, pembelajaran berlangsung tanpa adanya hambatan.

Hingga bel istirahat berbunyi, seluruh siswa/i berlari menuju kantin, perpustakaan, taman belakang, ataupun tempat lainnya guna menyejukkan fikiran.

Tak jauh beda kini 5 orang dengan tambahan seorang gadis cantik tengah memakan pesanan mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Azran, Andy, Rendy, Haikal, dengan Azkia pastinya.

Byurrr

Sontak seluruh penghuni kantin menatap mereka dengan pandangan yang berbeda. Ada yang jijik, kesel, takut, dan lainnya.

"Maksud kamu apa nyiram aku kayak gini?" Tanya kia dengan lembut.

"LO MASIH NANYA SALAH LO APA? LO UDAH REBUT AZRAN DARI GUE DAN GUE JIJIK LIAT LO SELALU GITU." Bentak Risa dengan menunjuk pada wajah kia.

Namun, sang lawan nampak tenang sekali, tanpa melawan dan bahkan tersenyum dengan manisnya. Membuat seisi kantin berbisik.

'Ihhh manusia apa malaikat itu orang'

'Bidadari surga mah gituh dimarahin aja senyum'

'Manis banget ya ampun'

'Mama pengen bawa pulang'

'Ihhh pengen gue pacarin jadinya'

'Ahh pantes si Azran suka orang dia mah beda'

'Pengen gue karungin'

"DIEM LO SEMUA" bentak Azran dengan tatapan tajamnya, membuat semuanya terdiam dengan kaku.

"DAN LO..." tunjuknya pada Risa, yang ditatap justru tersenyum penuh kemenangan.

"...LO ANGKAT KAKI DARI SINI SEKARANG JUGA! DAN JANGAN PERNAH DATANG KESINI LAGI" ucap Azran dengan lantang.

Kalimat yang terlontar dari mulut Azran membuat tenggorokan Risa kering, melunturkan senyumnya, dan penghuni kantin dibuat kaget atas sikap Azran, karena selama ini mereka tak tahu bahwa ayahnya adalah pemilik sekolah ini.

"Azran gak boleh gituh, kamu lupa kata ay..."

"Kamu itu gimana sih kia, dia itu dah keterlaluan dan gak bisa dibiarin gituh aja" ucap Azran memotong perkataan sang gadis.

Karena bagaimanapun ia sangat sayang pada kia, dan tak akan membiarkan gadisnya luka sedikitpun.

"Ada apa ini?" Suara berat tersebut membuat seisi kantin terdiam.

"Azran ada apa nak?" Ucap sang bunda sembari mendekat pada anaknya.

Azran hanya melirik sang bunda dan mengodenya untuk melihat kesampingnya.

"Ya ampun kia sayang kamu kenapa? Kok bisa kayak gini? Kamu diapain? Sama siapa? Bilang bunda!" Tanya bunda berurutan dengan wajah yang syok sekali.

"Kia gak papa bunda, tadi cuma masalah kecil" jawabnya tanpa memudarkan senyuman manisnya.

"Karena dia ma" tunjuk Azran pada Risa yang sedang menundukkan kepalanya.

A week by youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang