.
.
.
.
"Kau baik-baik saja?" Sehun memeluk Irene setibanya dikantor polisi."I'm oke." Irene memeluk erat kekasihnya itu.
"Pakai ini." Sehun melepas mantelnya dan memakainya pada Irene.
"Ini juga." Ia juga memakaikan syalnya dan juga topinya.
Irene tersenyum manis menatap kekasihnya itu. Siapa yang tak meleleh diperlakukan begitu manis.
"Mari pulang." Sehun menggandeng tangan Irene dan membawanya keluar kantor polisi.
"Tunggu." Langkah sehun terhenti dan menatap Irene dari atas sampai bawah.
"Naiklah." Sehun berjongkok didepan Irene dan menyuruhnya naik kepunggungnya untuk digendong karena ia tak memakai alas kaki.
Irene ragu-ragu.
"Cepatlah sebelum lututku patah terus berjongkok."
Happp
Irene melompat keatas punggung Sehun.
"Mengapa kamu begitu berat sayang, hahaha." Irene hanya membalasnya dengan mengeratkan tangannya dileher Sehun.
"Khoookhooo kamu bisa membunuhku."
"Sarang hae, Sehunah." Irene berbisik ditelinga Sehun, membuat Sehun bergedik geli dan tersenyum lebar.
*****
"Mau makan apa?" Tanya Sehun masih fokus menatap jalanan yang padat.
"Steik."
Sehun melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 9 pagi.
"Gak ada yang jual steik pagi-pagi sayang." Sehun mengelus puncak kepala Irene.
"Es krim."
"Ini kan masih pagi, masa.." ucapan Sehun terpotong tatkala Irene menatapnya datar dan dingin.
"Oke es krim."
"Makan ditaman kota."
"What! No, no...nanti kalo ada yang mengenali kita gimana?"
"Terus?"
"Bee, kita sama-sama tau kan. Kita itu publik figur incaran para awak media. Kalo ada yang liat kita berduaan ditaman sepagi ini, kira-kira apa yang bakal terjadi. Pasti banyak spekulasi muncul. Kamu siap? Menghadapinya? Siap karir nyanyi dan modelmu terganggu?"
Irene hanya menatapnya kosong. Ia memang seorang publik figur yang digandrungi lewat suara dan visualnya.
Tak heran jika Sehun melarangnya, karena ia juga seorang publik figur. Sehun seorang fotografer terkenal, penyanyi, model, aktor dan juga Mc yang banyak diminati kaum remaja karena tingkahnya yang cute.
Bagi Irene itu tidak masalah pasalnya ia tak memperdulikan itu, namun berbeda dengan Sehun.
"It's oke. Mau sampe kapan kita sembunyi terus? Udah hampir 4 tahun tapi masih aja suka ngumpet." Gerutu Irene yang membuat Sehun mendengus kesal.
"Bukan gitu maksudnya tapi kan kita.."
"Turunkan saya didepan sana." Sehun membelalakkan matanya mendengar Irene berbahasa formal dengannya.
"Irene.."
"Turunkan saya atau saya lompat!" Sehun membanting setir mobilnya kearah kiri ketepian jalan.
Irene keluar dari mobil dan disusul oleh Sehun.
"Ren, jangan gini dong." Sehun mencekal tangan Irene. Tatapan Irene membekukan Sehun, perlahan ia melepas genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO PSYCHO
Randomyou hit me, i will kill you. . . Dingin, tajam dan menusuk. Na na na na na na na na na nyanyian misterius menggema dilorong diikuti langkah kaki tok tok tok tok tok. "Hello psycho." Bisikannya menggema digendang telinga sebelum nyawa seseorang melay...