.
.
.
.
"Lagi ngapain sih?!" Irene mendengus kesal melihat Sehun yang amat teramat sibuk. Dia yang meminta bertemu tapi malah cuek bebek.Irene memanyunkan bibirnya dan mengotak-atik hp nya. Dia benar-benar kesal, moodnya down, tak ada yang menarik. Irene beranjak dari duduknya dan mengambil tasnya.
"Mau kemana?" Sehun mencekal tangan Irene sebelum ia benar-benar berlalu.
(Mati kutu ditatap gini saya.)
"Bukan urusanmu." Irene menarik paksa tangannya dan berlalu meninggalkan cafe. Sehun tak tinggal diam dia berlari mengejar Irene yang hendak naik taksi.
"Aku antar ya." Sehun menahan pintu taksi.
"Pak boleh pergi." Sehun berkata pada supir taksi.
"Ya!" Irene berteriak kesal pada Sehun yang bertindak sesukanya.
"Kamu apa-apaan sih!" Irene menajamkan tatapannya. Dia benar-benar dimood paling bawah.
"Sekarang tanggal 10. Pantesan."
"Pantesan apa!"
"Udah mau zona merah. Bentar lagi bakalan dateng bulan. Pantesan marah-marah terus." Sehun tersenyum jail pada Irene.
"Dasar cowo!" Irene memukul bahu Sehun d ngan tasnya dan berlalu meninggalkannya.
"Tunggu dulu." Sehun menahan tangan Irene.
"Aku belom selesai, kamu mau kemana?"
"Lepasin gak!" Irene bener-bener kesal jika terus Sehun bertingkah seakan ia tak paham situasinya. Mereka berdebat dipinggir jalan dan membuat beberapa orang menatapnya aneh.
"Ya! Suho!" Irene melambaikan tangan pada Suho yang ada diseberang. Membuat Suho menatap Irene bingung dan menunjuk wajahnya sendiri.
Suho menghampiri Irene dengan mobilnya. Berhenti tepat didepan mereka.
"Kamu kenal dia?" Sehun bertanya pada Irene. Ia menatap Suho tajam. Dilihatnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Sendal jepit, celana selutut, kaos hitam polos dan lihat mukanya tampak tak meyakinkan jika Irene mengenalnya.
"Dia bukan model jadi gak usah diliatin gitu!" Irene mencibir Sehun yang menampilkan wajah menyebalkan.
"Suho." Suho memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan untuk menyapa. Sehun menerima uluran tangan Suho.
"Sehun, pa..." Cepat-cepat Irene memotong perkenalan mereka.
"Suho cepat nanti kita terlambat." Irene langsung memasuki mobil Suho tanpa izin. Suho hanya mengerutkan dahi bingung.
"Cabut dulu bro. Kapan-kapan kita ngopi bareng." Suho memasuki mobilnya. Duduk dikemudi.
Tok tok
Sehun mengetuk kaca mobil berharap Irene mau mendengarkannya. Suho yang melihat Irene diam tak kunjung membukakan kaca mobil membuatnya tambah bingung.
"Jalan saja tak usah hiraukan dia." Ucap Irene saat Suho hendak menurunkan kaca mobil.
"Oke." Suho menancap gasnya pelan.
"Bee.... Irene..." Teriakan Sehun tak dihiraukan Irene.
Diam. Tak ada yang membuka suara.
"Ekhemmm." Akhirnya Suho berdehem mencoba mencairkan suasana yang menurutnya canggung.
Pasalnya ia bingung mau kemana ia dan Irene pergi. Mereka tak sedekat seperti teman. Ia dan Irene hanya baru bertemu 3 kali sekarang.
"Aishhhhh." Irene mengacak rambutnya membuat Suho tertawa melihat ekspresi Irene saat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO PSYCHO
Randomyou hit me, i will kill you. . . Dingin, tajam dan menusuk. Na na na na na na na na na nyanyian misterius menggema dilorong diikuti langkah kaki tok tok tok tok tok. "Hello psycho." Bisikannya menggema digendang telinga sebelum nyawa seseorang melay...