•••
Jenna sudah bersiap dengan pakaian kerjanya. Perempuan itu keluar kamar dan menghampiri dapur. Yang ternyata sudah diisi oleh ketiga orang itu.
"Selamat pagi," sapa nya namun hingga beberapa detik kemudian tidak ada sahutan dari mereka bertiga. Ya sudahlah Jenna sudah biasa dengan sikap ketiga orang tersebut.
Tangannya mengambil dua helai roti, namun sebelum itu suara ibunya sudah terdengar tak enak. "Itu roti buat adikmu di bawa ke rumah sakit. Jangan di makan!" Kembali menyimpan helaian roti itu, matanya bergerilya menatap meja makan yang tidak menghidangkan nasi goreng untuknya.
Jenni dan ayahnya kebagian. Sedangkan untuknya? Apa ibunya tidak menyiapkan sarapan untuknya juga? Kenapa begitu?
Jenna diam menatap ketiganya. Perutnya terasa perih karena semenjak semalam ia tidak mengisi perut. "Bu nasi gorengnya masih ada?"
Jihan—Ibu Jenna memandang anaknya sinis. "Buat sendiri! Masih punya tangan kan? Gunain yang bener."
Sungguh pagi Jenna kali ini tidak mood sekali. Jika tidak ada, ya sudah Jenna tidak akan sarapan di rumah. Mungkin untuk hari-hari berikutnya Jenna tidak perlu sarapan lagi di rumah jika itu menyusahkan ibunya.
"Jenna pamit aja," ujarnya dan berlalu dari hadapan ketiganya.
•••
Jenni berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan sang atasan. Di tangannya sudah memegang paper bag yang berisi sandwich buatannya sendiri.
Niatnya ia akan memberikan bekal itu untuk atasannya. Atasan yang ia sukai selama bekerja di rumah sakit ini.
"Pak pak!" Panggilnya pelan dan atasannya langsung berhenti untuk melangkah.
Mata atasannya itu terlihat menajam dengan raut wajah dingin dan datar. Suasana koridor rumah sakit yang sepi menjadikan suasana lebih hening. Jenni mendadak tak berani untuk menatap mata sang atasan.
Namun kepalang sudah memanggil. Maka niatnya itu harus segera dilakukan.
"Mohon maaf menggangu. Ini saya buatkan sarapan untuk bapak. Semoga bapak suka," ujarnya dilembutkan dan sedikit malu-malu.
Perlakuan Jenni malahan tidak dianggap sekali oleh atasannya itu. Yang ada atasannya itu hanya memandangi paper bag itu tanpa minat.
"Saya tidak menerima makanan dari orang asing." Perkataan atasannya merobohkan hati Jenni. Usahanya terasa sia-sia untuk membuat bekal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTERTAINER: JENNA ANTIRTA [HIATUS]
FanfictionDON'T PLAGIARISME!!! ••• "Kepergian mu membawa rindu mendalam bagi semua orang," -Jenna Antirta. Enam tahun sudah dilalui, namun rasanya seperti ada yang kurang. Perasaan itu, kebersamaan, kebahagiaan yang kini direnggut oleh kepergian. Nyatanya, k...