Akhirnya...

1 1 0
                                    

Tak disangka mereka bertemu dengan kakek yang sebelumnya mereka bertemu di luar hutan itu, menghampiri mereka berdua.

"Neng, ko kamu disini, ayo pulang, bahaya disini", ucap kakek itu.

Mereka akhirnya mengikuti kata kakek itu.

"Ayo, cepat, sebelum sore kita harus sampe ke perbatan itu, kalo ngga, kita ngga bisa pulang", ucap kakek itu dengan tergesa-gesa.

Sampai juga mereka di jembatan yang Hana dan Ica sebelumnya mencari puluhan kali. Untung saja kakek itu mengantarkan mereka pulang.

Sampai di depan rumah kakek itu, dan tempat dimana mobil mereka parkir.

Hana dan Ica merasa lega, walaupun mereka terlihat seperti pucat dan lesu. Mereka sedikit kurus dibanding dengan hari-hari sebelumnya.

Beberapa saat kemudian, Hana dan Ica muntah-muntah, dan mengeluarkan jenis binatang seperti kelabang, kecoa, dan cacing yang sepertinya sudah dikunyah oleh mereka. Kakek itupun mengambil air putih dan sesegera mungkin untuk meminumnya.

"Nak, kalian sudah mendingan ", tanya kakek.
"Iya kek, makasih banyak kek, sudah bantu kami, kalo ngga kami akan mati ketakutan di sana", jawab Hana dan Ica.
"Terimakasihlah pada tuhan, karena kalian diberi keselamatan, oh iya nama kakek, Karta, nak ini siapa, dan dari mana kalian",tanya Kakek Karta.
"Saya sendiri Ica kek, dan ini teman saya Hana, yang ngajak ke dalem hutan kek, kami dari Jakarta kek", jelas Ica.
"Hehehe, kalian ini kan sudah kakek peringatkan, jangan sampai masuk ke perbatasan itu, memang anak jaman sekarang susah untuk mengerti", Kakek Karta berdiri dan sambil membawa buku tebal dan terlihat sudah tua juga berdebu.

Hana menampar bahu Ica.

"Udahlah jangan salain aku mulu, kan juga aku ngga tau, aku dah ngga mau ke sana lagi, ngeri,ihhhh", jawab Hana.
"Makannya, jadi orang jangan bandel kan jadinya nimpa kita kan", kata Ica.

Meski Hana dan Ica mengalami hal mengerikan itu, mereka sempat bercanda, mereka mungkin menikmatinya.

Alas SelongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang