|2|

910 41 3
                                    

"Bunda nyariin, katanya kapan main ke rumah"

Adisya mendongak, menatap lelaki didepannya dengan pandangan berbinar.

"Thank you"ujarnya setelah menerima cup ice cream dan membukanya dengan semangat.

"Dis"

Adisya mendengus, "iyaiya nanti mampir ke rumah. Bawel banget deh"

"Jangan bo—"

"Iya Syauqi Azhari. Aku mampir ke rumah nanti"potong Adisya gemas

Syauqi hanya tersenyum geli menatap Adisya yang sibuk dengan ice cream dengan wajah cemberut.

"Kalau bohong, jangan salahin aku kalau kamu diseret Kak Aul"

Adisya menatap Syauqi dengan mata terbelalaknya, meletakkan cup ice cream ke atas meja. "Serius Kak Aul pulang? Kamu lagi gak nipu aku buat ke rumah kan?"

Syauqi tertawa, mengangkat bahunya acuh dan bangkit dari duduknya. Berjalan dengan santai ke arah pintu kantin.

"Syauqi"rengek Adis dengan menghentakkan kaki

"Cek aja sendiri"

___•••___

"Aw aw"ringis Syauqi mencoba menghindari cubitan Adisya

"Sukurin"

Masih berusaha menahan tangan Adisya, Syauqi berujar "Adis udah, cubitan kamu kecil banget bikin sakit"

Adisya tertawa "rasain nih rasain. Lagian bohong terus ih"

Dengan semangat Adisya masih berusaha mencubit walau penampilannya harus berantakan.

"Arghh ampun ampun"teriak keduanya seketika saat telinganya ditarik.

"Masih aja ya kalian gak akur"

Adisya mendongak menatap orang yang menjewernya dan seketika wajahnya kembali cerah, memeluknya erat.

"Kak Aul kapan pulang? Kok gak ngabarin Adis?"

Aul tersenyum, membalas pelukan itu tak kalah erat. "Kakak baru sampe tadi pagi"

"Kangen bangett"

Aul mengusap punggung Adisya, "sama kakak juga. Kamu sibuk banget kayanya sampe gak kabarin kakak"

Adisya melepas pelukan itu dengan wajah cemberut, "kakak tuh yang sibuk banget kayanya. Padahal masih satu kota tapi gak pernah mampir"

"Huh drama dimulai"ujar Syauqi dengan nada malas membuat Adisya menoleh cepat dengan mata tajamnya.

Baru saja mulutnya terbuka untuk mengumpat, kini harus Adisya tahan saat Riska—Bunda Syauqi—datang dengan senyuman cerahnya.

"Aduh Adis, Bunda kangen banget sama kamu"

Adisya tersenyum, berlari mengahmpiri Riska dan memeluknya erat. "Adis juga kangen"

"Harusnya kamu sering-sering main kesini kalau kangen Bunda"ujar Riska mengusap punggung Adisya lembut.

"Huh mana mau dia, harus di paksa dulu baru dateng"ujar Syauqi dengan senyum mengejeknya

"Ih Bunda liat tuh Syauqi mulutnya jahat banget"adu Adisya

"Syauqi"tegur Riska dengan gelengan kepala membuat Syauqi menghembuskan nafas pasrah.

Adisya yang melihat itu menjulurkan lidahnya, meledek Syauqi atas pembelaan Riska.

Aul tertawa keras, bahkan tangannya sudah memukul-mukul Syauqi.

"Argh kebiasaan banget sih Kak"sungut Syauqi yang langsung berlalu.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang