|5|

693 30 0
                                    

Could the universe take my side for just a moment?



Kezia menatap papperbag itu dalam diam, masih enggan menerima uluran tersebut.

"Dari Alben, katanya tadi kamu gak sarapan dirumah kan?"

Kezia mendongak, menatap Topan dengan alis terangkatnya. "Bilang aja buat pacarnya, kayanya dia juga belum sarapan tuh. Gue liat lemes banget kayanya"

Topan mengerutkan dahinya tidak mengerti dan juga sedikit heran dengan perubahan Kezia hari ini. "Siapa?"

Kezia mengangkat bahunya acuh, berbalik dan masuk kembali ke kelas.

Topan mengikuti Kezia yang saat ini sudah duduk di bangkunya. Meletakkan paperbag itu ke atas meja.

"Seenggaknya kamu terima, Alben khawatir jadi nyuruh aku ngasih ini ke kamu"

Kezia menatap sekitar yang sudah berbisik-bisik. Tak tahan dengan itu semua, ia mengambil paperbag itu. "Sekarang lo bisa pergi"

Topan mengangguk dan berlalu pergi walau masih tidak mengerti dengan perubahan Kezia.

___•••___

"Aku ke toilet dulu, kamu duluan aja"ujar Anne saat keduanya sampai di lorong menuju ke kantin.

Kezia mengangguk, membiarkan Anne berbelok arah menuju toilet sedangkan dirinya melanjutkan langkahnya ke kantin.

Baru saja duduk disalah satu tempat kosong, seseorang duduk dihadapannya. Menatapnya dalam diam membuat dirinya sedikit salah tingkah.

"Ngapain? Pergi sana. Diliatin tuh"

Topan hanya mengangkat satu alisnya, masih tidak menghiraukan sekitar.

"Ngapain sih?"

"Mastiin kamu makan"

Kezia mendengus, "gak guna banget sih. Udah sana lah, gue gak suka diliatin banyak orang begini"

"Mereka liatin aku kok"

Mendengar itu rasanya Kezia ingin melempar apapun ke wajah manusia dihadapannya ini.

"Iya karena lo disini jadi gue risih"

"Mana makanannya?"tanya Topan saat tak melihat paperbag yang tadi diberinya.

Kezia membuang pandangannya ke arah lain, berdoa agar Anne segera datang.

Topan mengeluarkan ponselnya, menghubungi seseorang.

"Sebelum kekantin mampir ke kelas Kezia, ambil paperbag coklat"

Setelah mengatakan itu ia langsung mematikan sambungan tersebut tanpa menunggu jawaban dari ujung telepon sana.

"Udah gue buang"

Topan hanya tersenyum mendengar jawaban itu.

"Loh Topan? Tumben"

Anne duduk disamping Kezia dengan keheranan menatap Topan.

"Mau mastiin sesuatu aja"

Anne mengerutkan dahinya bingung, "mastiin apa?"

Melihat lirikan Topan pada Kezia membuat Anne mengangguk paham.

"Eh udah beli makan?"

Kezia menggeleng, "mau mie ayam, An"

"Dia udah bawa bekel"sergah Topan cepat.

Anne menatap keduanya bingung, "gimana dah"

"Dia dibawain makanan sama Alben"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang