Jaehyun sedang menghabiskan waktunya di bar. Hari ini dia membiarkan tubuhnya dikuasai minuman keras. Dia tidak peduli, karena hatinya terasa sangat sakit sekarang. Kekasihnya pergi meninggalkannya, dan tidak akan kembali lagi.
"Jae, Lisa melakukannya untuk kebaikanmu." Jungwoo, sahabat sekaligus bartender di bar ini menghibur Jaehyun yang sudah mulai mabuk.
"Kebaikanku? Seandainya si brengsek itu tidak ada. Seandainya kami tidak menikah, dipastikan aku masih bersama Lisa sekarang."
"Taeyong tidak bersalah. Dia juga terjebak dengan perjodohan ini. Kau tidak boleh membencinya." Jungwoo mengajak Jaehyun untuk berfikir logis.
"Jika pria sialan itu menolak perjodohan ini, aku tidak akan terjebak dalam pernikahan konyol ini."
Jungwoo menghela nafasnya. Akan sulit memberi masukan pada orang yang sedang patah hatinya.
*****
Waktu menunjukkan pukul 2 pagi saat Jaehyun kembali ke rumahnya. Jaehyun sudah tidak mampu berjalan lurus lagi. Langkahnya sempoyongan. Bahkan saat pulang tadi, dia menumpang taksi. Mobilnya nanti Jungwoo yang urus.
Ketika memasuki rumah, keadaan gelap menyambut Jaehyun. Dia menabrak apapun yang menghalangi langkahnya.
PRANG!!!
Sebuah vas yang berada di buffet, jatuh karena Jaehyun yang menabraknya.
Mai tidak mau Taeyong terbangun dari tidurnya. Dia menajamkan telinga, memastikan apa yang terjadi. Tapi dia tidak terlalu untuk keluar dari kamar. Perjanjiannya dengan Jaehyun untuk tidak menunjukkan wajahnya, mengancam.
"Ouch!!" Terdengar suara Jaehyun yang mengadu. Taeyong semakin menajamkan telinganya.
Cukup lama tidak terdengar lagi suara. Tapi Taeyong masih waspada. Menebak-nebak apa yang sedang terjadi pada Jaehyun.
"Hoek! Hoek! Hoek!" Jaehyun memuntahkan isi perutnya karena terlalu banyak alkohol yang mengisi perutnya.
Taeyong tidak dapat menahan diri lagi. Dia keluar kamar untuk melihat kondisi Jaehyun. Dia berani mengambil resiko seandainya Jaehyun akan membunuhnya jika Taeyong sudah melanggar perjanjian mereka.
Jaehyun terkapar di lantai dengan muntahannya dan kaki berdarah. Serpihan pecahan vas, berserakan di lantai. Kondisi Jaehyun terlihat sangat menyedihkan.
"Ugh, dia mabuk." Taeyong bergumam sendiri. Sadar jika kondisi Jaehyun sekarang tidak terlalu berbahaya untuknya.
Taeyong terpaku sebentar untuk mengambil keputusan. Apakah membiarkan saja Jaehyun disitu, atau membantunya. Tidak akan salah jika Taeyoung membiarkan saja Jaehyun. Tapi dia merasa kasihan. Tidur diantara muntahan dan kaki berdarah? Pasti tidak nyaman sekali.
Setelah menimbang sejenak, Taeyong memutuskan untuk membantu Jaehyun. Dia menyeret tubuh pria tampan itu ke kamar. Taeyong tidak sanggup menggendongnya, karena tubuh Jaehyun penuh dengan otot dan lebih besar dari Taeyong sendiri.
"Merepotkan saja." Taeyong mengeluh saat berhasil menaikkan Jaehyun ke atas ranjang.
Taeyong melanjutkan pekerjaannya. Dengan hati-hati dia mengobati luka pecahan kaca yang ada di telapak kaki Jaehyun. Kemudian dia menyeka bekas muntahan yang ada di wajah Jaehyun.
Kembali Taeyong terpaku untuk memutuskan apa yang akan dilakukannya berikutnya. Dia merasa kasihan jika Jaehyun tidur dengan pakaian yang sudah dipakainya seharian. Ditambah, muntahan Jaehyun tadi mengenai sedikit bagian kemejanya.
"Mudah-mudahan dia tidak ingat." Taeyong akhinya mengambil keputusan untuk mengganti pakaian Jaehyun.
Dengan susah payah Taeyong melepas kemeja Jaehyun. Saat sudah semuanya terlepas, wajah Taeyong memerah. Tubuh Jaehyun begitu bagus dengan otot yang rapi dan kulit seputih porselen yang membungkusnya. Jaehyun mewakili sebuah keindahan hanya dengan melihat tubuhnya saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless | JAEYONG
Fanfiction[JAEYONG] [21++] [MPREG] Jaehyun dan Taeyong pasangan menikah karena perjodohan. Diantaranya, hanya Taeyong yang bisa menerima pernikahan ini. Sementara Jaehyun berusaha menjauhkan Taeyong dari hidupnya.