Wajah Taeyong terlihat sangat memprihatinkan. Banyak lebam biru menghiasi wajah dan tubuhnya. Dia memutuskan tidak kemana-mana hari ini. Bukan tentang sakitnya, tapi Yuta akan menanyainya dan membuat perhitungan dengan Jaehyun.
Taeyong tersenyum mengingat Yuta yang selalu melindunginya. Yuta adalah sahabat terbaiknya sejauh ini. Bukan sekadar sahabat, tapi Yuta sudah seperti saudara. Taeyong beruntung bisa mengenal Yuta.
"Jika aku tidak menikah dengan Jaehyun, mungkin aku akan menikah dengan Yuta saja." Taeyong berangan-angan dalam kamarnya yang sempit.
Pintu kamar Jaehyun terbuka. Dia mendengar suara langkah kaki menuju meja makan. Taeyong menajamkan pendengarannya, mendengar saat-saat Jaehyun menikmati sarapannya.
Kursi berderit, tanda Jaehyun sudah selesai dengan sarapannya. Kemudian terdengar langkah-langkah yang cukup sibuk. Sepertinya Jaehyun sedang mempersiapkan diri untuk berangkat kerja.
Taeyong mendengar semua aktivitas Jaehyun dengan jantung berdebar. Dia takut jika Jaehyun mencarinya dan kembali memukulinya. Tubuh Taeyong bahkan masih terasa sangat sakit sekarang.
Klik!
Suara pintu tertutup membuat perasaan Taeyong lega. Jaehyun sudah keluar dari rumah.
"Huh, aku takut sekali tadi."
Perlahan, Taeyong keluar dari kamarnya. Dia mengendap untuk melihat keadaan rumah.
"Dia sudah pergi..." Taeyong bergumam saat memastikan rumah sudah benar-benar kosong.
Taeyong menuju meja makan. Melihat piring bekas Jaehyun yang kosong. "Setidaknya dia menghabiskan masakanku. Dia juga pernah memujinya." Taeyong tersenyum untuk menguatkan dirinya.
"Walaupun berat, kau harus kuat Lee Taeyong! Demi keluargamu!" Taeyong menyemangati dirinya sendiri.
Menyedihkan memang, sebagai anak sulung, Taeyong harus berkorban dalam pernikahan ini. Sebenarnya, jika Taeyong tidak mengalami siksaan fisik dan mental, mungkin dia tidak perlu terlihat menyedihkan. Jaehyun pria tampan, pintar dan kaya. Siapapun akan sulit untuk tidak jatuh cinta dengan Jaehyun.
Masalahnya, pernikahan ini tidak berlandaskan cinta.
*****
Sudah dua hari Yuta tidak melihat Taeyong. Bahkan tidak melihatnya di tempat dia bekerja. Ponselnya juga tidak aktif. Yuta menjadi sangat khawatir sekarang.
Yuta mendatangi rumah Keluarga Lee. Rumah itu terlihat sangat sederhana. Berada di pemukiman sempit yang tidak bisa dimasuki kendaraan beroda empat. Apalagi rumah itu ditempati lima orang, seharusnya enam karena Taeyong sudah menikah dan tidak tinggal lagi disana.
Siang ini, rumah itu terlihat lengang. Semuanya sibuk dengan aktifitas masing-masing. Hanya ada Jeno, si bungsu yang baru pulang sekolah bersama dengan temannya Na Jaemin.
"Appa dan Eomma sedang bekerja ya Jeno?" Tanya Yuta sambil duduk di salah satu kursi. Yuta sangat akrab dengan rumah ini karena dia cukup sering berkunjung. Bahkan beberapa kali menginap.
"Huum, Hyung. Belum pulang."
"Haechan dan Mark Hyung?" Tanya Yuta lagi.
"Haechan Hyung tadi ijin cari bahan makalah untuk tugas kuliahnya. Kalau Mark Hyung, mungkin setelah pulang kuliah langsung bekerja part time."
"Um. Kalau Taeyong Hyung pernah datang kemari?"
"Sejak dia menikah, belum pernah Hyung. Sepertinya Tiway Hyung bahagia sama pernikahannya, sampai melupakan kami." Jeno tersenyum sehingga matanya hanya terlihat segaris saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless | JAEYONG
Fanfiction[JAEYONG] [21++] [MPREG] Jaehyun dan Taeyong pasangan menikah karena perjodohan. Diantaranya, hanya Taeyong yang bisa menerima pernikahan ini. Sementara Jaehyun berusaha menjauhkan Taeyong dari hidupnya.