"Tempatnya bagus." Mark memuji begitu memasuki sebuah restoran yang dipilih Yuta.
"Kau belum pernah ku ajak kemari? Restoran ini milik Ibuku."
"Uhm, belum. Sebenarnya ini pertama kali kita makan berdua, Hyung. Biasanya selalu ada orang lain. Terutama Taeyong Hyung."
Yuta tersenyum lebar. "Ah, iya. Benar. Aku sering mengajaknya kemari. Mungkin aku harus lebih sering mengajakmu nanti."
Mark hanya diam. Matanya melihat ke arah lain. Kemana saja, asal bukan melihat senyum Yuta. Karena menyakitkan ketika melihat orang yang kau suka tersenyum, tapi bukan karenamu.
"Pesan apa saja yang kau mau, Mark. Jangan khawatir soal harga."
"Oke, Hyung."
Mark memilih-milih menu yang tersedia. Tidak lagi merasa sungkan. Karena, jika Mark menolak, Yuta akan memaksa. Yuta selalu saja begitu jika memberikan sesuatu pada anak Keluarga Lee. Tidak menerima yang namanya penolakan.
"Menurutmu, bagaimana pernikahan Taeyong dan Jaehyun? Apakah Taeyong bahagia?" Yuta memulai topik pembicaraan sambil menunggu pesanan mereka.
Mark mengangkat bahunya. "Entahlah. Kami tidak menerima keluhan apapun sampai saat ini."
"Bagaimana kalau semisal dia tidak bahagia? Kau tau, beberapa kali Taeyong hilang kabar. Bahkan aku tadi melihatnya sedikit pucat."
"Taeyong Hyung sudah dewasa. Kupikir dia bisa menjaga dirinya."
"Kau sama sekali tidak khawatir dengan saudaramu, Mark? Bagaimana kalau dia celaka?"
Mark menggeram tertahan. Yuta sedikit memaksa.
"Kalau tujuan Hyung hanya untuk membicarakan Taeyong Hyung, sebaiknya aku pergi." Mark berdiri dari tempatnya.
"Uh, oke." Yuta menahan tangan Mark. "Sorry. Kau harus makan dulu sebelum pergi. Nanti aku yang akan mengantarmu."
*****
Jaehyun pulang terlambat malam ini. Taeyong menunggu sambil mengerjakan skripsinya. Tentu saja masih di dalam kamar. Jemarinya sibuk menari di atas keyboard laptop. Tadi Yuta meminjamkan laptopnya, agar Taeyong bisa segera menyelesaikan kuliahnya.
Sesekali Taeyong akan berhenti mengetik, untuk mendengar apakah Jaehyun sudah pulang atau belum. Taeyong khawatir, suara ketikan laptopnya terlalu kencang hingga mengusik Jaehyun saat dia pulang.
"Aku tinggal disini sekarang." Terdengar suara Jaehyun bersamaan dengan dibukanya pintu utama.
"Tidak sebesar Mansion Keluarga Jung, tapi disini cukup nyaman." Jawaban dari suara lain yang asing di telinga Taeyong. Belum pernah sekalipun dia mendengar suara itu.
Taeyong benar-benar berhenti mengetik. Kali ini dia menajamkan pendengarannya untuk mengetahui dengan siapa Jaehyun pulang. Terdengar suara pria sedikit lembut.
"Jadi?" Tanya Jaehyun dengan nada menggoda.
"Jadi?" Pria itu, yang ternyata bernama Jungwoo, bertanya balik.
"Kita melakukan di sini atau di kamar?"
"Tidak sabaran, eoh? Aku ingin membersihkan tubuhku dulu."
"Mandi bersama?"
Taeyong menutup layar laptopnya dan menutup telinganya rapat-rapat. Dia tidak ingin mendengar kelanjutan dari kegiatan Jaehyun yang akan dia lakukan kemudian. Setetes bening mengalir dari mata indah Taeyong. Hatinya terasa sakit.
"Dia bilang aku menjijikkan karena aku seorang pria. Tapi sekarang dia membawa justru membawa pria untuk menemaninya."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless | JAEYONG
Fanfiction[JAEYONG] [21++] [MPREG] Jaehyun dan Taeyong pasangan menikah karena perjodohan. Diantaranya, hanya Taeyong yang bisa menerima pernikahan ini. Sementara Jaehyun berusaha menjauhkan Taeyong dari hidupnya.