Part 6

1.6K 132 10
                                        

Jaehyun sedang berada di ruangannya pagi ini sambil mengusap wajahnya dengan kasar dan sesekali menjambak rambutnya. Mengabaikan setumpuk dokumen yang butuh diperiksa. Dia juga akan mendelik kasar saat sekretarisnya menuntut beberapa berkas yang harus ditandatanganinya.

Tidak ada yang lebih penting pagi ini, kecuali masalah Jaehyun.

Pasalnya, saat bangun tidur tadi, kepala Jaehyun sangat sakit efek dari alkohol yang menguasai semalam. Jaehyun memijat kepalanya sambil mengamati kamarnya lebih berantakan dari biasanya. Dia juga merasakan kamarnya berbau sperma lebih pekat, melebihi aroma jika dia habis bercinta dengan Lisa.

Jaehyun berusaha mengumpulkan semua ingatannya. Aroma tubuh Taeyong yang manis, kulitnya yang mulus, atau suara desahannya yang merdu. Semua itu muncul di kepala Jaehyun.

"Aaarggghhh..." untuk kesekian kali Jaehyun menjambak rambutnya.

Masalah yang merebut konsentrasi Jaehyun pagi ini adalah, tadi malam adalah sex terhebat Jaehyun. Dia masih bisa merasakan bagaimana miliknya dijepit dengan ketat atau betapa kesat dinding lubang yang dia masuki. Beberapa kali bercinta dengan perempuan, Jaehyun tidak pernah merasakan pengalaman sex sehebat ini. Walaupun dia bukan penggila sex atau semacamnya.

"Aaarrrgghhh... ini menyiksaku!" Jaehyun kembali menjambak rambutnya dengan kasar.

Dengan penampilan yang berantakan, Jaehyun keluar dari ruangannya. Menimbulkan banyak tanya dari sekretarisnya yang siap menerima segala perintah yang Jaehyun berikan. Atasannya begitu berantakan dan tidak ada satupun pekerjaan yang terselesaikan.

"Nona Kim, aku keluar. Jangan cari aku atau menghubungiku." Jaehyun memberikan perintah yang sudah pasti mutlak.

"Baik Sajangnim."

*****

Jaehyun membawa mobilnya mengelilingi kota tanpa tujuan. Dia hanya berkeliling untuk menjernihkan pikirannya. Dari semua masalah yang ada dihadapinya, kenapa percintaan dengan Taeyong begitu menyita pikirannya? Jaehyun merasa ada yang salah dengan dirinya.

Yang membuat semuanya semakin salah, saat Jaehyun melajukan mobilnya ke arah kampus Taeyong. Tidak sepenuhnya salah, karena Jaehyun dulunya juga mengeyam pendidikan disini. Tapi Jaehyun tidak punya tujuan dan matanya sibuk mencari.

"Untuk apa aku kesini?" Jaehyun menggumam, tapi tidak memutar balik laju kendaraannya.

Mobil Jaehyun mengitari area kampus yang luas. Hingga laju kendaraannya melambat saat matanya menangkap sosok pria yang berjalan keluar dari salah satu gedung perkuliahan dengan langkah yang lambat, seperti menahan sakit.

"Apakah dia kesulitan berjalan karena tadi malam? Sesakit itukah?" Jaehyun merasa iba. Walaupun dia brengsek, tapi Jaehyun masih punya rasa kemanusiaan.

Jaehyun masih mengamati saat sesosok pria lain menghampiri Taeyong dari arah lain. Jaehyun mengeryitkan keningnya.

"Yuta? Dia mengenal Taeyong?" Gumam Jaehyun masih tidak mengerti.

Saat melihat kehadiran Yuta, Taeyong merubah mimik wajah dan langkahnya. Dia seperti tidak merasakan sakit apapun. Bahkan dia menambahkan sebuah senyuman.

"Mereka saling mengenal? Sejak kapan?"

Jaehyun melihat Taeyong masuk ke dalam mobil Yuta. Berjalan lebih lambat dari biasanya, tapi berusaha terlihat normal. Taeyong berusaha menunjukkan agar Yuta tidak khawatir.

"Dia ternyata hanya seorang jalang." Tiba-tiba rasa simpati dan khawatir Jaehyun, hilang begitu saja.

*****

Hopeless | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang