"Armand, dari mana saja kamu, Nak? Jam segini baru pulang. Baju kotor lagi ..., " sambut ibu ketika melihat anak semata wayangnya pulang.
"Armand main bola sama temen-temen, Bu," jawab anak lelaki itu sambil menundukkan wajah.
"Dasar anak nakal. Nggak belajar, malah main bola." Ayahnya sudah berdiri di belakang ibu dan PLAAAAK ....
Satu tamparan keras mendarat di pipi Armand. Anak lelaki itu makin menundukkan kepala.
"Udah, Yah! Jangan pukul anak kita! Dia masih kecil," larang ibu sambil memeluk Armand untuk melindungi sang anak dari amukan suaminya.
"Justru kita harus bersikap tegas sejak ia kecil! Kalau tidak, dia tidak akan mendengar omongan kita." Ayah sudah bersiap mendaratkan tangannya di tubuh anaknya.
"Kalau ayah masih mau mukul, pukul saja ibu!" Ibu masih memeluk Armand dengan erat. Ia tak menyangka suaminya akan semarah itu.
***
"Armand .... Armand ...," panggil ayah ketika ia dan istrinya pulang dari sawah. Hari ini, adalah penerimaan rapot. Ia ingin sekali melihat nilai anaknya dan sudah siap marah bila nilai yang didapat kurang memuaskan.
"Mungkin Armand sudah pergi main, Yah," kata sang ibu.
"Anakmu itu kerjanya main terus, tak pernah belajar. Awas saja kalau nilainya jelek!"
"Sudahlah, Yah! Ini, 'kan sudah terima rapot, waktunya liburan. Nanti ibu bilangin supaya rajin belajar. Ini rapotnya," ucap sang ibu menyerahkan sebuah buku yang ia temukan di atas meja kepada suaminya. Dengan cepat ayah membalik halamannya.
"Juara dua. Lumayan lah, nilainya juga nggak ada yang delapan. Empat pelajaran nilainya sepuluh, yang lain sembilan. Andai ia lebih rajin belajar, pasti sudah juara pertama," kata sang ayah setelah mengamati nilai anaknya.
"Kertas apa ini, Yah?" tanya ibu setelah melihat kertas yang terselip di buku rapot. Ayah menarik dan membukanya
"Final pertandingan sepak bola antar SMP sekabupaten. SMP Putra Jaya melawan SMP Bina Karya." Ayah membaca selembar kertas itu.
"Pasti anak kita ikut tanding, Yah. Dan sekolahnya masuk final," kata sang ibu.
"Kita diminta datang besok Senin di alun-alun, Bu " tambah sang ayah.
***
"Bola ditendang Armand Saputra dan goool .... SMP Putra Jaya berhasil mencetak skor pertamanya di lima menit sebelum pertandingan berakhir. Ini mengalahkan SMP Bina Karya yang belum mencetak gool sama sekali," kata sang komentator.
"Itu anak kita, Yah." Walau tidak mengerti sepak bola, ibu sangat antusias menyaksikan pertandingan anaknya.
Hingga peluit tanda berakhir pertandingan ditiup, SMP Bina Karya tidak mampu merubah kedudukan.
Armand menundukkan kepala ketika melihat ayahnya mendekat dengan muka garang."Selamat, Nak! Maaf atas perlakuan kasar ayah. Ayah hanya takut nilaimu anjlok karena asik main bola. Tapi ternyata kau berhasil membuktikannya. Nilaimu bagus dan kau ... kau juara, Nak."
Kini, ekspresi ayah berubah ceria, lalu memeluk Armand.
"Ayah tidak akan melarangmu main bola lagi jika kau berhasil mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilaimu," tambah sang ayah.
"Terima kasih, Yah."
Tamat
![](https://img.wattpad.com/cover/230779028-288-k291512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Anak
Short StoryKumpulan cerita anak yang disajikan dalam bentuk kisah inspiratif ini adalah hasil tulisanku sendiri. Semoga, ada ilmu yang bisa kita petik bersama. Mohon untuk meninggalkan kritik dan saran.