18. Membawa Drama

1.5K 271 20
                                    

Hari sekolah menjelang selesai dan murid-murid sudah sangat gencar untuk mengakhirinya. Entahlah, hari ini rasanya begitu lelah dan semua orang hanya ingin bersenda gurau satu sama lain saja atau bahkan datang ke sekolah untuk duduk dan memejamkan mata selama kelas.

Namun, sebelum itu semua bisa tercapai para murid harus mengerjakan agenda terakhir yakni quiz Kimia. Benar, ini adalah quiz yang telah Lia nantikan sejak kemarin. Bukan karena gadis itu menyukai pelajaran Kimia, justru karena ia lemah disana.

Lia tidak suka Kimia dan dirinya sudah mengakui itu. Akan tetapi, Lia tetap bertekad untuk menjaga kestabilan studinya di sekolah (meskipun akhir-akhir ini sering terganggu oleh seorang laki-laki tetapi tidak ada salahnya jika ingin berusaha). Oleh karena itu, Lia benar-benar mempersiapkan diri untuk pelajaran kali ini. Ia selesai lebih cepat daripada waktu yang diberikan.

"At least it's done," ucap Lia sembari mengumpulkan kertas jawabannya di meja guru.

Tidak selang beberapa menit dari itu, bel sekolah berbunyi dan para murid bersorak riau tidak peduli. Sebagian besar bahkan mengumpulkan kertas jawaban mereka sembarang sekaligus langsung keluar kelas pulang dari sekolah. Masa bodoh dengan omelan guru bidang studi yang tidak habis pikir dengan tindak tanduk para muridnya.

Lia tidak jauh berbeda, ia kembali ke bangku untuk mengepak keperluan sekolahnya dan segera pulang. Sebelum itu, Lia menyempatkan diri untuk menyapa Ryujin, lagipula mereka teman dekat dan satu kelas bukan?

"Ryujin, balik?" tanya Lia menghampiri bangku Ryujin.

Ryujin tidak menyadari kehadiran Lia mendongak kaget. "Belum Li," jawab Ryujin singkat.

Lia memerhatikan tingkah temannya yang kikuk. Dilihatnya sebuah kantung coklat yang bertengger di gantungan bangku Ryujin. Lia hanya melihat saja tetapi Ryujin langsung mengambil kantung tersebut dan mendekapnya, berusaha menyembunyikan.

"Ryujin, apaan tuh?" tanya Lia.

"Oh, ini seragam B— SERAGAM GUE," jawab Ryujin kencang-kencang karena hampir saja ketauan.

"Lu ngapain bawa seragam cadangan-"

Belum selesai Lia bicara sebuah gebrakan besar terdengar menghantam pintu kelas. Riuh tersebut hadir dari seorang laki-laki yang tidak tau malu menarik kerah baju temannya dengan leluasa. Itu Beomgyu yang menyeret Soobin masuk ke kelas Lia dan Ryujin.

"KEPADA SAUDARI LIA- SAUDARI LIA MOHON PERHATIAN!" suara Beomgyu melengking mencari atensi.

Rasanya Lia dan Ryujin ingin tenggelam saja melihat kelakukan Beomgyu seperti itu.

"Gyu! Apaan sih!" Soobin risih kerah bajunya ditarik-tarik. "Malu, anjir,"

Beomgyu tidak berkutik. "Lebih malu mana daripada cembukor tapi gak ngaku? KANGEN ITU BILANG BUKAN DIPENDAM!"

"BEOMGYU!!!" Soobin sudah siap mengumpat tetapi lidahnya tertahan dengan kehadiran dua gadis yang mendekati mereka.

"Ngapain kalian?" tanya Ryujin melihat sinis ke arah Soobin dan Beomgyu.

"Ryujin, wah sumpah lu harus tau-" belum selesai Beomgyu berbicara dirinya sudah ditarik keluar oleh Ryujin menyusuri lorong menjauhi kelas.

Soobin dan Lia yang tertinggal di sana otomatis kebingungan menyaksikkan kejadian di depan mereka. Sudah biasa memang pertengkaran Ryujin dan Beomgyu tapi tingkah keduanya sangat aneh sejak kemarin.

Apa mungkin jangan-jangan... ah, itu pembicaraan lain hari.

"Gimana quiznya?" tanya Soobin tiba-tiba.

Lia mendongak mengejar ekor mata pemuda itu. "Biasa aja," jawab Lia singkat.

Canggung. Rasanya sangat berbeda dari hari-hari biasa. Padahal bukannya baru kemarin Soobin mengangkat Lia di pundaknya untuk meloncati pagar belakang sekolah?

Putaran DaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang