(7). Tangisan

9 5 0
                                    

Jam pulang sekolah telah datang. Bel pulang juga sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu. Dan Alena sudah menceritakan semua pembicaraan nya dengan Reyhan pada Meira,termasuk persyaratannya.

Alena memasukan buku bukunya. Rasanya berbeda,ia tak berani menatap lelaki itu lama lama. Ada perasaan canggung didalam hatinya.

"Nggak usah dilihatin terus kali,Al!" seru Meira membuat Alena sedikit terkejut.

Alena mendesis kesal. Lagi lagi karena ulah cewek itu ia menjadi jantungan. "Ish,Mei!"

Meira hanya menyengir dan tak menghiraukan ucapan Alena. Baginya menjahili Alena adalah suatu yang menyenangkan.

"Jadi kan?" tanya seseorang. Orang itu menepuk bahu Alena dari belakang.

Meira yang mengetahui bahwa orang itu adalah Reyhan diam saja. Ia tak ingin memberi tahu Alena.

Alena mengalihkan pandangannya pelan pelan. "Eh,Rey! I--iya jadi kok," balas Alena. Ia sangat gugup ketika berbicara dengan cowok itu.

"Gue tunggu ya di parkiran,bye!" seru Reyhan.

Alena hanya menyikapinya dengan senyuman samar.

"Lo kenapa si,Al? Bukannya seneng malah kaya takut gitu!" oceh Meira. Meira merasa ada yang berbeda dengan Alena.

"Nggak apa apa,Mei. Gue nggak takut kok," jelasnya.

"Bohong! Lo pasti takut kalau Kenzo lihat lo sama Reyhan 'kan?" tebak Meira.

"I--iya"

Meira sedikit terkejut dengan balasan Alena. Padahal ia hanya asal menebak. "Tuh kan! Ngapain sih lo pakai takut segala?" Meira berkacak pinggang.

"Ya jelas gue takut lah,Mei. Kenzo masih pacar gue,"

"Kemarin lo bisa tuh pulang sama Reyhan tanpa takut ketahuan Kenzo!" Meira mulai sedikit geram.

"Beda masalah nya,Mei."

"Iya,gue tahu. Tapi kenapa lo masih aja mikirin status lo itu? Sedangkan dia nggak mikirin hal itu!" ucap Meira. Dari raut wajahnya ia terlihat sangat berapi api.

Alena bangkit dari duduknya. Secara tak sengaja ia menghentak kan kakinya dengan cukup keras ke lantai. "Udah lah,Mei. Aku mau pergi!" pamit Alena. Ia memilih melakukan imi karena tak tahan oleh ocehan Meira.

"Al!jangan marah dong,Al!" seru Meira pada Alena yang berjalan meninggalkannya.

***

"Lo yakin nggak ke basecamp dulu,Rey?" tanya Bintang.

Reyhan menggelengkan kepalanya. "Nggak,gue mau nganterin gebetan gue dulu," jelas Reyhan dengan sangat percaya diri.

"Heleh,bang! Kalau gue lihat dari kamus cinta gue nih,bang. Cinta lo bertepuk sebelah tangan," ucap Gino ngawur . Walau hanya bercanda,tapi Reyhan sadar memang itu kenyataannya.

"Bego lo,ya? Tuh kan si Rese jadi syedih!" Bintang mengelus-elus rambut Reyhan.

Reyhan hanya tersenyum singkat lalu meninggalkan mereka pergi. Ia menuju tempat parkir dan segera pulanh bersama Alena.

Sambil menunggu Alena yang belum juga datang,Reyhan berniat untuk menggoda salah satu cewek yang sedang melintas. Hitung-hitung untuk mengusir rasa galau nya karena ucapan Gino tadi.

"Halo,neng! Mau abang beliin seblak nggak?" goda Reyhan pada salah satu cewek yang melintas.

Cewek itu hanya diam dan tersenyum senyum sendiri,tak jelas. Kedua pipinya juga memerah. Jelas saja ia menunjukan reaksi seperti itu. Reyhan Samuel,cowok populer ke dua menggodanya?!

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang