(3). Pulang

19 11 0
                                    

Alena kini tengah duduk diam memperhatikan guru yang sedang meneragkan materi. Berbeda dengan Meira,ia malah asyik memoles wajahnya dengan bedak. Akhir akhir ini Meira sering mempercantik dirinya. Mungkin karena Regi.

Alena menatap keheranan Meira. "Mei! Lo nggak takut?" Tanya Alena khawatir jika Meira ketahuan.

"Demi Regi gue rela bedakan." Jelas Meira tanpa memalingkan pandangannya dari kaca kecil itu.

"Aneh."

Alena kembali fokus pada pembelajaran di kelasnya. Yah,Alena lebih bersemangat hari ini. Bisa ditebak kan karena apa? Yap! Karena Reyhan tak pulang duluan. Wah! Momen langka.

Alena tahu sejak tadi Reyhan memperhatikan dirinya. Bukannya merasa risih ia malah senang. Ingat Alena,kamu masih milik Kenzo. Alena mencatat materi yang telah diterangkan tadi. Sesekali,ia membalas tatapan Reyhan. Namun,lihat lah Reyhan malah memalingkan mukanya.

"Lo ngapa si lihat lihatan ama si Rese?" Tanya Meira sedikit menggoda. Tak bisa dipungkiri dari raut wajah Alena,diam diam dia sudah menyimpan perasaan. Secepat ini?

"Hah? Siapa yang lihat lihatan? Gue dari tadi nulis kok." Alena mengelak. Jangan sampai ia ketahuan Meira.

Meira tak sebodoh yang kamu pikirkan Alena. Ia kini malah berniat menjodohkan kalian berdua.

"Lo mending sekarang suruh supir lo biar nggak jemput lo deh!" Suruh Meira.

Alena bingung. "Buat apa?"

"Lo nanti coba deh ajak pulang Kenzo,siapa tahu dia mau. Kalau dia mau kan lo jadi bisa romantis romantisan." Meira menghasut Alena.Hm,sejak kapan wanita ini mendukung hubungan Alena dan Kenzo?

"Oke deh gue SMS supir gue sekarang."

Alena membuka ponselnya,lalu mengirimkan pesan kepada supirnya untuk tak menjemputnya hari ini. Alena sangat berharap agar Kenzo mau mengantarnya pulang hari ini. Semoga saja rencanamu berhasil!

Ketika Alena ingin menutup ponselnya,ia malah salah fokus dengan wallpapernya sendiri. Di wallpaper itu terlihat jelas Kenzo yang masih hangat,ramah,dan sangat mempedulikannya. Sekarang? Semua itu hanya sebatas angan angan.

"Udah belum?" Tanya Meira membuyarkan lamunan Alena.

Alena mengagguk.

"Yuhu bentar lagi pokonya lo harus deket sama si Rese." Batin Meira sangat girang.

***

Alena menuruti saran Meira untuk mengajak Kenzo pulang bersama.Walau,ia sudah yakin apa yang akan ia terima dari Kenzo. Kata kata pedas yang tak seharusnya Kenzo lontarkan. Terlebih,Alena adalah kekasihnya.

Alena menghampiri Kenzo yang kini sedang bersiap untuk menaiki motornya. Sebelum terlembat,Alena menahan lengan Kenzo. Membuat lelaki itu terkejut. Tentu saja,hal yang dilakukan Alena sangat nekat. Apa ia siap untuk kehilangan Kenzo sekarang?

Alena melepas tangannya dari lengan Kenzo ketika mengetahui tatapan Kenzo sangat tak mengenakan. Kenzo membuka helm nya dan menatap Alena.

"Kenapa?" Tanya Kenzo datar.

Keringat Alena bercucuran. Mendadak keringat dingin megalir di wajahnya. Harusnya Alena tak perlu segugup ini,mengingat ia adalah kekasih Kenzo. Hubungannya juga tergolong sudah lama.

Mereka berpacaran saat Alena masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Tentunya,mereka masih cinta monyet. Tapi entah kenapa hubungan itu masih awet sampai sekarang. Ya,walau sekarang Kenzo seperti gunung es yang entah kapan mencairnya.

"Kak,boleh minta tolong anterin aku pulang? Supir aku nggak bisa jemput." Jelas Alena,semoga saja alasanya dapat diterima Kenzo.

"Lo lupa?"

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang