Pintu masuk bioskop sudah ditutup ketika Tari tiba, sementara di depannya masih banyak penggemar Tay yang berkumpul. Sebagian besar membawa poster, boneka beruang putih, kipas atau benda-benda lain yang tergambar wajah atau tertulis nama 'Tay Tawan'.
Tari hendak memperlihatkan tiketnya ke petugas bioskop yang masih berdiri di depan pintu, namun perhatiannya teralihkan oleh keributan dari salah satu ruangan di ujung lobby bioskop. Sosok Tay yang dijaga oleh 3-4 orang bodyguard di berbagai penjuru perlahan keluar dari ruangan tersebut dan seketika ia dikerubungi oleh para penggemarnya.
Kebimbangan timbul di hati Tari; Apakah ia harus mengejar Tay? Atau sebaiknya segera masuk ke bioskop?
Belum sempat ia bertindak, tubuhnya sudah tersodok oleh sekumpulan pemuja Tay. Mau tak mau ia bergeser ke pinggir agar tidak terhimpit orang lain. Ia pun hanya bisa memandangi belahan jiwanya dari jarak lumayan jauh, menyaksikan senyum Tay tak pernah hilang dari bibirnya hingga ia masuk ke dalam bioskop.
Saat itulah Tari sadar bahwa ia harus masuk ke dalam dan, untungnya, sang petugas masih mengizinkannya.
Kegelapan lantas menyelimuti tubuhnya ketika memasuki bioskop. Riuhnya teriakan penggemar serta sambutan dari sang pembawa acara di atas panggung seakan saling berlomba malam itu, namun Tari tidak menghiraukannya.
Tatkala Tari menemukan tempat duduknya sesuai dengan kombinasi huruf dan angka di tiketnya, layar di hadapannya diredupkan dan Tay melangkah ke tengah panggung diiringi sorak penggemarnya. Laki-laki berambut hitam itu mengenakan kaus putih ditutup jaket warna senada dan celana hitam.
Dipandu oleh sang pembawa acara, Tay berbicara tentang sinopsis film Happy New Year, Best Friend, pengalaman menantang selama proses syuting dan pendapatnya mengenai para penggemarnya di Indonesia.
"The filming process took 4-5 months," ucap Tay, menjawab pertanyaan sang pemandu acara tentang lamanya waktu pembuatan film. "It was challenging. I had to travel to small villages in Thailand that I had never visited before."
"What do you think about your fans in Indonesia?" tanya sang pembawa acara.
"I still can't believe that my Indonesian fans would be this lovely," jawab Tay seraya mengacungkan ibu jari, jari telunjuk dan jari kelingkingnya. Tingkah laku Tay langsung disambut jeritan para penggemarnya.
"What does it mean, Tay?" sang pemandu acara bertanya lagi.
"Oh, it means 'I love you'," jawab Tay, tersenyum lebar.
Tibalah saatnya pemutaran film, tapi sebelumnya sang pembawa acara mengumumkan bahwa akan ada pengundian doorprize setelah penayangan yang akan dipandu oleh Tay sendiri.
Tari mengepalkan kedua tangannya, berharap cemas bahwa dirinyalah yang keluar sebagai pemenangnya.
© cover photo: TayTawanFC on Instagram
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverie | a Tay Tawan story
FanficBagaimana jika suatu hari kau bertemu langsung dengan idolamu? Roughly inspired by Tari's dream. © cover photo: TayTawanFC on Instagram