Ini sudah dua minggu dan Hyunjin benar-benar tidak mendapat kabar apapun dari Felix. Berandal itu biasanya akan terus terlibat dengan kasus-kasus aneh dan mengakibatkan Hyunjin juga harus terlibat. Hyunjin akan bertemu Felix setidaknya seminggu sekali dengan lebam-lebam pada tubuh kecil itu yang tak main-main banyaknya. Dan berakhir dengan Hyunjin yang menghukumnya.
Dan mengenai kasus pemerkosaan yang diberitahukan Yeonjun, Hyunjin masih belum menemukan titik terang apapun. Ia berusaha menemukan setidaknya informasi siapa pemimpin komplotan bejat itu. Namun nihil. Tak ada yang ia dapat. Kasusnya seperti ditutup terlalu rapi.
Hyunjin pernah bertemu dengan salah seorang yang ia yakini sebagai komplotan pemerkosaan berkelompok itu. Namun ketika orang itu diperiksa, ia tidak berkata apapun. Orang itu lebih memilih bungkam dan bunuh diri selang dua hari setelah hari introgasinya dengan Hyunjin.
Informasi yang ia dapat selain itu adalah beberapa orang di antara mereka juga telah mati dengan berbagai alasan, sebagian besar kasus bunuh diri. Entah apa yang terjadi, tapi Hyunjin benar-benar kesal dengan fakta tersebut. Fakta bahwa pelaku bejat seperti mereka melarikan diri dari kesalahan fatalnya dengan melakukan bunuh diri membuat Hyunjin benar-benar marah. Harusnya mereka merasakan karma yang lebih dari sekadar kematian.
Arghh, rasanya kepalanya akan benar-benar pecah ketika memikirkan kasus itu. Terlebih dengan bayang-bayang ketika para bajingan itu menyentuh Felixnya.
Pagi itu, Hyunjin memilih untuk melangkahkan kakinya keluar dari gedung kepolisian tersebut. Saat itu tepat pukul tiga dini hari. Ia butuh udara segar.
Hyunjin berjalan menyusuri jalan, kakinya melangkah begitu cepat tanpa menurunkan tingkat kewaspadaannya. Melihat sekitarnya dengan sangat jeli. Mata tajamnya menatap nyalang ke setiap sisi di sekitarnya. Di tangan kanannya sudah menggenggam sebuah pistol yang selalu ia bawa kemana pun. Karena bagaimanapun, kejahatan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Jadi, ia harus selalu siap.
Sepasang langkah terdengar membuat Hyunjin menambah tingkat kewaspadaannya. Namun, sepertinya ia lengah.
"Mencariku? Huh?" Bertepatan dengan suara itu, satu pukulan keras mengenai punggungnya dan kepala bagian belakangnya. Menyebabkan bunyi yang cukup nyaring.
"ARGHHHH!" Hyunjin sempat terhuyung namun dengan segera berusaha menegakkan badannya. Pistolnya terpental cukup jauh darinya karena pukulan tadi. Kepalanya pening bukan main, sepertinya kepala bagian belakangnya terpukul cukup keras.
Ia berusaha menggapai pistolnya, namun pandangannya semakin buram. Matanya semakin memberat sebelum ia mendengar suara tembakan dari arah samping.
DOR!
DOR!
DOR!!
Hyunjin berusaha menjaga matanya untuk tetap terjaga. Samar-samar ia melihat seorang lelaki bertubuh kecil yang tampak familiar baginya.
Pria manis itu menyunggingkan senyum manisnya. Felix?
"Merindukanku, Hwang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vicious || HyunLix (HIATUS)
Fanfic"Ada apa dengan mulutmu itu Lee? Perlukah aku membungkam mulutmu dengan bibirku?" "Kalau begitu lakukan, Inspektur." "Oh ya, aku lebih menyukai cara kasar ketimbang sekadar kecupan manis Inspektur Hwang Hyunjin yang terhormat." Tantang Lee Felix den...