Happy reading💚
Zefanya nampak cantik dengan balutan blezer hijau tosca dan rok hitamnya, dengan paduan kerudung senada dengan blezernya.
Celak hitam menghiasi mata lentik Zefanya, dirasa penampilannya sudah rapi, ia melangkahkan kakinya keluar kamar dan segera berpamitan kepada Umanya.
"Uma, Zefa izin berangkat ke acara makrab ya, dan bakal nginep. Mungkin pulangnya besok." ucap Zefa sembari menyalami Umanya.
Sudah dua minggu lebih Zefanya telah resmi menjadi pengurus rohis, seringkali Zefanya juga berjumpa dengan Faiz. Sejak kejadian di uks Zefanya terlihat lebih canggung saat bersama Faiz.
Faiz pun merasakan yang sama, ia merasa tidak enak hati. Saat itu membopong Zefanya begitu saja, namun itu dalam keadaan yang mendesak.
"Hati-hati ya nduk, semoga acaranya bermanfaat bagi kamu, bawaanya udah semua kan?"
"Aamiin, sudah uma. Assalamualaikum."
Zefanya menggendong tas ranselnya, setelah itu berangkat menuju sekolah.
Malam nanti akan diadakan acara makrab (malam keakraban) sesama pengurus rohis, yang akan diadakan dua hari, Sabtu dan Minggu.
Sesampainya di sekolah, sudah banyak pengurus rohis yang sudah berkumpul.
Zefanya langsung meregistrasi barang-barang yang sudah ditentukan untuk dikumpulkan, kemudian masuk bergabung dengan yang lainnya.
"Zef udah registrasi kan? Bentar lagi mulai nih acaranya." Tiba-tiba Faiz meghampiri disampingnya.
Faiz terlihat sangat tampan menggunakan sarung hitam, blezer rohis, peci hitam yang tinggi khas santri dan tak lupa kamera Dslr menggantung dilehernya.
"Udah rekan Faiz." ucap zefa dengan senyum mengembang.
Acara pembukaan makrab berlangsung lancar dan tenang dengan dipimpin oleh pembina rohis.
Dilanjut dengan taaruf sesama pengurus, dan setiap pengurus maju serta memperkenakan dirinya.
"Perkenalkan nama saya Zefanya Azzahra, rekan dan rekanita bisa panggil saya Zefa. Dari kelas akuntansi 3. Jabatan saya di rohis di departemen kerohanian." ucap Zefa saat tadi mc menyuruhnya untuk maju, usai beberapa temannya juga memperkenalkan diri di depan.
Tak sedikit dari rekan yang meledek Zefa, banyak yang bertanya status Zefa, sampai nomor WhatsAap nya.
Faiz yang melihat pun hanya tersenyum, menjepret Zefa yang terlihat salah tingkah, dengan kameranya.
"Awas baper zef, diledekin ituh haha, ampe salting gitu." bisik Faiz saat Zefa tengaj berjalan untuk kembali duduk.
Zefa tau Faiz selalu bercanda, jadi dia tak menghiraukan omongan Faiz. Lantas ia langsung mendudukan diri.
Setelah semuanya berkenalan, Zefa mulai paham satu per satu rekan rekanitanya.
Ta'aruf memakan waktu hingga adzan maghrib, karena tadi acara dimulai ba'da ashar. Seluruh pengurus mempersiapkan alat sholat dan melaksanakan sholat berjamaah dengan diimami Faiz.
Lantunan surat pendek mengalun merdu membuat Zefanya kagum, siapa lagi kalo bukan Faiz yang melantunkannya.
Sampai doa bersama, dilanjutkan tahlil bersama pun dipimpin Faiz. Entah kenapa senyum Zefanya tak pernah pudar, saat Faiz mulai membaca tahlil tersebut.
"Subahanallah, rekan Faiz merdu banget yah, baca tahlilnya. Calon suami idaman banget deh." puji Laras menyenggol lengan Zefa yang sedang khusuk membaca tahlil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta
RomanceKisah cinta dalam diam yang tak jua terungkap oleh seorang gadis sederhana "Pernah beberapa kali berpikir dan menyerah. Tapi aku hanya ingin membuktikan kepadamu bahwa aku sungguh sungguh dan kamu pantas diperjuangkan. Maka itu aku akan menembus mas...