Seminggu kemudian, setelah pendaftaran perekrutan pengurus organisasi baru. Seluruh calon pengurus organisasi baru, harus melewati test tertulis dan interview, yang akan dilakukan hari ini juga. Tahap pertama yaitu test tertulis, yang diadakan dalam satu ruang aula.
Zefanya mengerjakan soal dalam test tersebut dengan senyum mengembang, karena sangat mudah bagi dia untuk mengerjakannya.
"Ras aku udah selesai nih, aku keluar dulu yah." ucap Zefa sedikit berbisik pada Laras yang duduk disamping mejanya.
"Ih zef, lu kok cepet amat sih ngerjainnya. Gue aja masih separuh nih."
"Yaudah cepet selesein, gampang inih kok. Aku tunggu diluar oke?"
Laras hanya bisa menghela nafasnya dan kembali mengerjakan soal, sedangkan Zefanya sudah berada diluar ruangan.
"Zef, cepet amat kerjain nya? Yang lain masih banyak yang belum loh, kamu keluar pertama, hebat juga." Faiz yang berada diluar langsung menghampiri Zefa.
"Eh iya ka, soalnya gampang juga ka, dan alhamdulilah Zefa juga udah agak paham sama soal yang ada di test itu."
"Ya bagus deh, kalo gitu semoga berhasil ya zef. Jangan lupa nanti interview nya sepulang sekolah di ruang ini juga zef." Ujar Faiz sembari tersenyum manis ke arah Zefa.
"Oh iya, makasih ya ka. Zefa permisi dulu assalamualaikum." Pamit Zefa yang terus menunduk, karena menjaga pandangan.
"Walaikumsalam."
Setelah test tertulis, pembelajaran kemudian dilanjutkan karena test tadi memotong jam pembelajaran dengan izin oleh guru mapel.
"Nis, osis test perekrutan sama interview nya kapan?" Tanya Zefa saat meraka tengah menulis tugas yang dicatat guru di papan tulis.
"Kayanya besok kalo engga lusa deh, eh tadi gimana lu gampang kan test nya?"
"Lumayan sih, karena aku juga udah diajarin mas Zian soal yang tentang agama, dia kan lulusan pondok pesantren."
"Wih alim pasti kaka lu yah zef, kapan-kapan gue dikenalin dong zef hehe." ucap Nisa antusias.
"Weh kamu suka yah sama mas Zian, ngaku hayo ngaku haha." Sarkas Zefa sambil tertawa.
"Ish engga lah zef, cuma pengen tau aja kaka kamu hehe." Elak Nisa.
"Ih ga papa lah nis, lagian dia ituh jarang gitu deket sama cewe dan ngga mau pacaran juga."
"Wih gue suka gaya kaka lo hahaha."
"Itu bangku ketiga pojok bisa diem ga! Ini ditulis tugasnya jangan ngobrol mulu." omel Bu Eni, guru mapel bahasa indonesia yang killer.
"Eh iya bu maaf." ucap Zefa dan Nisa.
***
Keadaan ruang aula dipenuhi pengurus rohis, yang tengah mempersiapkan segala keperluan interview.
"Hadeh ini lama banget sih, katanya setelah kbm selesai, kok ini mulur sampai setengah jam sih." keluh Laras.
"Sabar ras namanya juga lagi disiapin, itung-itung dudukan dulu kali lah ras, sambil wifian inih."
"Haha ngerti aja deh Zefa mah."
Saat ini Zefa dan Laras tengah menunggu didepan aula untuk dipanggil interview, lama memang. Sampai ada anak yang pulang terlebih dahulu sebelum dimulai, karena ngga sabar nunggu. Sayang banget kan padahal tinggal selangkah lagi masuk organisasi rohis eh malah ga jadi, hingga sampai setengah jam kemudian baru dimulai.
Setelah dipersilahkan masuk oleh pengurus rohis, mereka duduk dalam satu ruang untuk diarahkan tata cara interview.
"Assalamualaikum wr wb udah pada kenal saya semua kan, jadi kalo kalian udah pada masuk rohis, manggilnya rekan sama rekanita biar tambah akrab aja. Kalo semisal panggilan kaka itu terlalu formal ya kan.." Ucap Vera dia merupakan ketua rohis akhwat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta
RomansaKisah cinta dalam diam yang tak jua terungkap oleh seorang gadis sederhana "Pernah beberapa kali berpikir dan menyerah. Tapi aku hanya ingin membuktikan kepadamu bahwa aku sungguh sungguh dan kamu pantas diperjuangkan. Maka itu aku akan menembus mas...