•SATU•

6.7K 657 194
                                    

•Jangan lupa votment ya•
Instagram (at) alyavkp


•Jangan lupa votment ya•Instagram (at) alyavkp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




__________________________

Bulan sudah berganti tugas dengan matahari. Juliet pun mulai membuka kedua kelopak matanya perlahan, dan ketika dirinya terbangun sepenuhnya ia merasakan ada rengkuhan lengan yang melingkar di perutnya. Ternyata itu Fero, suaminya. Juliet dengan pelan-pelan memindahkan lengan Fero, dan menggeser tubuhnya agar sedikit menjauh.

Jika dilihat-lihat, Fero ini tampannya bukan main. Tampang wajahnya sedikit tengil, tapi mampu membuat Juliet deg-degan luar biasa kalau di dekatnya. Juliet masih terus memerhatikan dengan saksama wajah Fero. Menikmati ciptaan Tuhan yang tak pernah dia bayangkan akan menjadi pendampingnya. Ya walau itu dengan cara dijodohkan. Tapi, Juliet bersyukur dan berusaha untuk menerima kehadiran Fero meski kadang dia merasa ragu dengan perasaanya yang masih abu-abu.

Tangan Juliet tiba-tiba terangkat untuk menyingkirkan anak rambut Fero yang menghalangi wajahnya. Dan ketika wajah Fero sudah terpampang jelas, Juliet tersenyum. Hidungnya yang mancung, bulu matanya lentik, dan bibir yang benar-benar merah ranum mampu membuat Juliet tersihir. Setahu Juliet bibir seorang lelaki yang tidak merokok warnanya pasti cerah, seperti bibir Fero. Jadi dia yakin kalau suaminya ini pasti tidak pernah merokok, atau bahkan menjaga pola kesehatannya. Juliet jadi bangga sendiri. Sebab, Juliet tidak terlalu suka dengan lelaki perokok.

"Kalau ngeliatin saya terus, jangan lupa kedip. Bola mata kamu hampir aja mau keluar."

Suara yang serak dan berat seketika membuat Juliet mengedip kaget, dan membulatkan matanya. Perlahan Fero menggeliat, dan tersenyum simpul ketika mendapati Juliet di dekatnya.

"Udah puas liat wajah saya yang tampan rupawan ini?" tanya Fero menggoda Juliet.

Juliet menarik rambut Fero, hingga Fero merintih kesakitan. Lalu ia turun dari atas ranjang.

"Kepedean Anda!" kata Juliet, ketus.

Fero bangkit dari tidurnya, dan merenggangkan otot-otot lehernya. Kemudian dia tertawa kecil. "Enggak usah malu-malu gitu, sini kalau mau ngeliatin saya lagi."

"Saya siap kok diliatin terus sama kamu."

"Enggak mau!" tolak Juliet. "Mending mandi aja, enggak kayak kamu bau iler!"

Fero tertawa. "Enggak mau ngajak saya juga nih?"

Lagi-lagi Fero memasang wajah dengan seringaian nakal, membuat
Juliet bergidik sendiri.

"Dasar mesum!"

"Sama kamu doang, kan kita juga suami istri. Enggak ada masalah dong."

"Ih, apaan sih!"

"Geli tahu enggak!" tambah Juliet.

Fero tertawa terbahak-bahak, lalu membenarkan rambutnya, menyugar ke arah belakang. Kemudian berjalan ke arah meja kerjanya.

Setelah Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang