Disclaimer © Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki
🌸🌺🌼
Shintarou menikmati aktivitasnya saat ini, perasaan senang yang sangat dia rindukan seperti merembes keluar dari palung hatinya. Sebenarnya dia sendiri kesusahan untuk menggambarkan perasaannya dalam kata-kata hiperbola, dia bukan seorang puitis.
Tapi yang jelas, dia merasakan ketagihan, lagi dan lagi.
Si hijau menahan kepala sang biru ketika yang lebih muda mulai kelelahan dengan posisi mereka, perbedaan tubuh mereka yang besar membuat posisi ciuman tersebut tidak nyaman. Shintarou mengalah dan melepaskan ciuman dengan yang lebih muda, bibir itu memerah dan basah, begitu menggoda untuk kembali diterkam. Dia membiarkannya mengatur napas hingga semenit, sebelum bertindak mendekatkan bibir mereka lagi.
"Tetsuya..."
Hanya kecupan-kecupan kecil pada awalnya, hingga kemudian lidahnya menjilat bibir yang merekah itu, menyentuh giginya yang putih dan melesak jauh lebih dalam. Bibir dan lidah itu dihisap, terasa begitu basah namun manis. Perutnya seperti diisi kupu-kupu setiap kali ciuman ini berlangsung, tidak mempedulikan sebenarnya sudah ada yang mendesak mencoba keluar.
Shintarou pernah membaca artikel yang mengatakan berciuman membuat 80 juta bakteri berpindah. Dirinya yang calon dokter memang lebih memilih yang terbaik untuk kesehatannya dan orang yang dicintainya, tapi bodoh amat kalau sudah menyangkut Tetsuya. Sekalipun tahu 80 juta bakteri berpindah padanya atau Tetsuya, ciuman ini terlalu sayang untuk dihentikan.
Dengan kerja keras, Shintarou mencoba untuk menahan diri tidak menyingkap baju Tetsuya. Ini berbahaya! Lebih baik dia menahan diri sejak awal dari pada tidak bisa berhenti nanti, lagi pula untuk saat ini sudah cukup. Shintarou menyadari Tetsuya yang mulai kelelahan, jadi dia mengangkat tubuh adiknya yang jauh lebih ringan dari tubuhnya sendiri dan naik ke atas kasur dengan masih mempertahankan pagutan. Membaringkan Tetsuya yang masih berpegangan pada baju Shintarou.
Karena kebutuhan, Shintarou melepaskan lagi ciuman mereka. Dengan sayang dia menyingkirkan rambut Tetsuya dari dahinya, mengecup tempat yang mulai mengeluarkan cairan keringat. Kecupannya turun ke mata, pelipis, pipi, hidung, kumis, bibir dan dagu.
"Shin nii-chan..." Tidak ada tenaga, Tetsuya hanya bergumam.
Meskipun mereka melakukan hal yang sama saat berciuman, Tetsuya bisa tahu apa perbedaannya. Ciuman Shintarou ini lembut dan penuh hati-hati, terkesan pelan seperti orang linglung. Tentunya berbeda dengan Seijuurou yang penuh percaya diri seakan sudah sangat berpengalaman, dia tahu bagaimana cara agar dirinya lebih menikmati ciuman mereka.
Terlepas dari itu semua, pengalaman berciuman dengan kakak-kakaknya selalu membuatnya berdebar-debar. Terkadang itu membuatnya malu, entah atas dasar apa.
Tetsuya mengerang tertahan ketika Shintarou mengecup dan menjilat lehernya, terus naik hingga ke telinga dan mengigit kecil ujung yang biasanya di tempati anting-anting pada telinga wanita. Tidak biasanya otak Shintarou kosong seperti ini, meski begitu dia malah lebih menikmati hidupnya dua kali lipat dari biasanya. Karenanya mereka kembali berciuman setelah dengan candunya Shintarou menjilat bibir itu lagi.
Tangannya yang seolah diam memasukkan tangan ke dalam baju Tetsuya, memutar-mutar jarinya di atas pusat dan merasakan tekstur kulit lembut Tetsuya yang begitu pucat. Tubuh Tetsuya yang menggeliat tidak dihiraukannya, malah itu semakin membuatnya tertantang untuk melakukan lebih.
Ah, ini candu.
Shintarou mengeluarkan lidahnya, membuat benang saliva di antara mereka, seperti benang merah takdir yang lentur dan lengket. Sekali lagi bibir itu turun ke leher, memberikan kecupan diiringin jilatan. Tangannya yang semakin naik hingga ke dada itu mengusap lembut dan mencubit tonjolan di sana, membuat Tetsuya menjerit kecil. Oh tidak, dia semakin tidak mampu menahan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Tetsuya
RandomHubungan apa yang akan mereka jalin ke depannya saat rasa cinta mereka perlahan berubah? Kuroko Tetsuya X Kiseki no Sedai (incest)