bagaimana rasanya dikhianati

592 37 0
                                    

      Jennie menatap khawatir ke arah kalendernya di bulan ini yang hampir bertemu di penghujung bulan , tapi belum satu pun hari ia mendapat tamu bulanan rutinnya . Segala macam pikiran negatif menghinggapi otaknya . Ia rajin mengonsumsi pil kontrasepsi jadi kemungkinan itu pasti tak akan terjadi . Tak apalah , lagi pula bulan ini belum berakhir mungkin ia terlalu stres dengan masalahnya akhir-akhir ini , pikirnya segera menepis kemungkinan yang bisa saja terjadi .

Jennie menyimpan kalendernya ragu , kemudian memilih untuk membaringkan tubuhnya di ranjang dengan ditemani oleh suara dari berita malam yang tengah membicarakan tentang Perusahaan Taehyung , yang terancam bangkrut . Karena dua karyawan terpercaya perusahaan tersebut , memilih untuk berkhianat dengan melakukan korupsi besar-besaran yang berdampak pada perusahaan raksasa milik Taehyung .

Cklekkk

Seseorang masuk ke dalam kamarnya dan ikut membaringkan tubuhnya di sampingnya .

" Aku sangat membutuhkanmu malam ini " ucapnya setelah menarik tangannya dan membuat tubuh keduanya menjadi tak berjarak barang seinci pun .

" Tae . Bagaimana rasanya dikhianati hmmmm...."

Taehyung diam

" Jangan memberi bekas di leherku " ujar Jennie mengingatkan Taehyung yang kini tengah mencium lehernya .

" Aku tidak peduli . Aku benar-benar sudah tidak tahan "

" Aku tidak mengenal Taehyung yang lemah sepertimu . Bangkitlah dan selesaikan semuanya , atau jangan lagi bermimpi untuk menyentuh surga yang kumiliki "

Taehyung tetap menulikan pendengarnya . Membuat gadis itu kesal bukan main .

" Aku ingin punya anak yang banyak "

" Denganmu yang akan berakhir miskin . Bermimpilah terus selagi bisa , karena keinginanmu itu tak akan pernah  menjadi kenyataan "

Taehyung segera membalikkan tubuh Jennie dan menyentuhnya tanpa ampun , sama seperti dulu ia memperlakukan mantan jalangnya itu .

Berbagai sumpah serapah Jennie ucapkan begitu matahari pagi sudah terlewat begitu saja . Amarahnya semakin memuncak saat pria itu mengulang kegiatan mereka seperti tadi malam di kamar mandi dan membuatnya merasa nyeri di seluruh badannya , pria itu benar-benar buas batinnya

" Berhenti menatapku begitu chagi . Kau tak bisa berjalan sekarang dan aku tak mau memperparahnya kembali karena Tatapanmu itu "

" Aku lapar " ujar Jennie dengan raut wajahnya yang masih saja datar , menandakan kemarahan gadis itu yang belum mereda .

Taehyung beranjak dari tempatnya yang sedang melakukan pekerjaannya yang seharusnya sudah selesai tadi malam , namun di kerjakan hari ini . Ia mengambil semua yang di perlukan Jennie dari dalam lemari . Kemudian memakaikannya pada Jennie , dengan tangannya yang sedikit berulah tadi .

Pria ini benar-benar tak pernah merasa cukup

Taehyung menggendong tubuh mungil milik wanitanya dan mendudukkannya di kursi depan .

Drtttt...

" Jika kau mengangkatnya , aku akan semakin marah padamu " ujar jennie egois dan lagi-lagi dituruti oleh Taehyung .

Setengah jam berkutat dengan alat-alat dapur , akhirnya Taehyung dapat menghidangkan masakannya yang langsung Jennie makan tanpa protes seperti biasanya , meski rasa asin telah menjalar hampir di seluruh lidahnya .

" Emmmm seperti biasa makananmu selalu saja buruk "

" Tak apa , yang terpenting masih layak untuk kita konsumsi " enteng Taehyung

Sesuai perjanjian , Taehyung mengantar Jennie untuk melakukan Rabu rutin dengan mengunjungi panti asuhan .

" Jennie nunaaaaa " teriak anak-anak panti yang baru saja melihatnya turun dari mobil Taehyung .

Seperti biasanya , Taehyung selalu menunggu di dalam mobil hingga Jennie selesai melepas rindu dengan anak-anak panti .

Drtttt

Cklek

Ponsel Taehyung berbunyi tepat saat Jennie masuk ke dalam mobilnya . Jennie yang melihat itu pun segera mematikan panggilan tersebut yang ternyata dari Irene . Sepintas ide jahil hinggap di otak cantiknya , Jennie segera melakukan video call pada Irene dan meletakan ponsel Taehyung di dashboard mobil .

" Aku ingin bercinta di dalam mobil " ucap Jennie kemudian mencium Taehyung lebih dulu .

Sementara di sebrang sana , Irene tengah bahagia karena mendapat Video call dari Taehyung setelah telponnya di tolak tadi . Sayang , bukannya wajah riang sang pujaan hati yang ia lihat begitu ia menerima panggilan video call tersebut , melainkan live streaming orang yang ia cintai tengah mencumbu gadis lain , adakah yang lebih menyakitkan dari ini , Irene rasa tidak . Bodohnya lagi , ia tetap menontonnya meski itu menyakiti dirinya sendiri . Bahkan erangan keduanya saat mendapat pelepasan begitu berdenging di telinganya , hingga video itu harus terputus begitu saja karena baterai ponselnya yang sudah habis .

Aku sangat mencintai seseorang , hingga menyakiti diri sendiri pun terasa lebih baik daripada memaksakan diri untuk melupakannya .

                      Irene Bae

..........

He Is My PriorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang