Taman Pesantren

8 1 0
                                        

Terlukis rangkaian kata pada mahabbah kerinduan ,dan hanya nama itu yang mampu membuatku tergetar.

*Aisyah Hana Abdurrahman*

  Setitik cahaya menerobos pada kegelapan lorong kehidupan ,ketika langkah terkunci pada keyakinan diri ,yang datang tak terduga menjadi tonggak awal dan akhir dari segala perjuangan dan usaha.

   Tak ada yang mampu menjadi penentu,selain IA yang Maha Tahu. Jika manusia hanya bisa berencana, maka harapan dan takdir harus diterima dengan ikhlas dan sabar, karena kalam Tuhan tak akan mampu membajak skenario hambaNya.

   Setelah pulang sekolah ,aku hanya berkeliling asrama saja .Tidak ada sesuatu yang mengagumkan ,melihat pemandangan kamar-kamar santri  yang sangat membosankan.Dan entah angin darimana ,langkah kakiku membawaku pada pemandangan sebuah taman yang indah.
  Tanaman -tanaman bunga yang bermekaran indah ,menghiasi setiap sudut taman ,dihiasi dengan kolam  kecil yang didominasikan dengan percikan air di batu ukir dan dua kursi taman ,serta pohon -pohon yang rindang membuat  taman itu terlihat  begitu mengesankan.

"MasyaAllah...indah banget" kataku
"Kenapa gue baru tau ada taman seindah ini dipesantren ?" ujarku masih terkagum -kagum.

Aku berjalan ke arah kursi dekat kolam ikan .Namun ,pandanganku seketika tertuju pada sebuah buku bersampul biru dengan tulisan kaligrafi yang terukir rapi diatas kursi itu ,aku pun langsung duduk ketika sampai di kursi itu dan mengambil buku yang tergeletak disana .
Ku amati setiap titik kaligrafi di buku itu ,bertuliskan sebuah nama yang tak begitu sulit ku eja.

" A...al...faaa....zzzz..zam ,Alfazam ?
Ini buku Alfa ,kenapa bisa ada disini ?
apa dia tadi disini sebelum aku kesini ?"aku bertanya-tanya tanpa kejelasan.Daripada aku penasaran dan bicara sendiri ,aku buka saja bukunya.

Kubuka lembar pertama ....

    Maaf...
Jika kini aku menyakitimu ,
Bukan maksudku untuk mengabaikanmu begitu saja.
Bagaimana aku bisa berbuat?
Takdir telah membuatku tertambat ,
Pada skenario Allah yang hebat.

10/06/15

Lembar kedua...

Setiap waktu dalam sepertiga malam ,
namamu yang selalu aku minta pada Tuhan ,tapi ternyata kenyataan tak membuatmu menjadi penyempurna mubtada' ku.

06/07/15

Dan lembar ketiga....

Mungkin aku hanya manusia yang bisa mengeja ,bukan membaca.
Ketika rindu padamu kini ,bagai menyelam dosa tanpa disadari .
Kuatkan aku untuk menjadi tempat yang kokoh baginya ,Ya Rabb.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tagar Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang