2. Bertemu Irene

1.9K 243 51
                                    

Tiga hari setelah berhenti bekerja di night club, Rose sekarang bekerja disebuah toko bunga milik Seohyun, salah satu sahabat Yuri, gadis itu terlihat lebih ceria sekarang dan sangat menikmati pekerjaan nya, meski jam kerja nya lebih panjang, tapi ditoko bunga itu, hati Rose merasa lebih tenang.




"Selamat pagi nyonya" sapa nya pada Seo pagi itu, Rose baru datang untuk memulai aktivitas nya.




"Oh, selamat pagi Rose, jangan panggil aku nyonya, aku belum setua itu" protes Seo, pura-pura sedikit kesal, Rose terkekeh canggung.




"Baik u-unnie" gugup nya pada sang majikan.




"Benar kata Yuri oppa, kamu adalah gadis yang rajin" puji Seo pada Rose yang sedang membersihkan toko bunga, karena jam 7 pagi, biasa nya kiriman bunga dari suplayer akan datang, mendengar pujian yang Seo ucapkan Rose tersenyum malu.



"Bukan kah sebuah pekerjaan itu adalah tanggung jawab unnie, jadi kita harus menjalankan nya sebagai kewajiban yang sudah kita pilih" jawab Rose membuat Seo semakin kagum dan senang menerima Rose sebagai pegawai nya.



Disaat jam makan siang, Rose akan beristirahat sejenak untuk menikmati bekal nya bersama Wendy teman baru nya di toko bunga.





Sementara di tempat lain, Yoona nampak tengah membantu sang putra berdandan mempersiapkan diri untuk menemui Kim Irene sang calon istri, dengan sedikit mendongak, Yoona menangkup kedua pipi putra nya, sambil tersenyum haru menatap wajah tampan Rio.

Sementara di tempat lain, Yoona nampak tengah membantu sang putra berdandan mempersiapkan diri untuk menemui Kim Irene sang calon istri, dengan sedikit mendongak, Yoona menangkup kedua pipi putra nya, sambil tersenyum haru menatap wajah tampan Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak mommy sudah besar sekarang, sudah tak membutuhkan mommy lagi saat ingin makan, tidur, minum, mandi, semua dia lakukan sendiri nanti" lirih Yoona sendu.




"Momm, Rio bukan nya tidak butuh mommy, tapi jika Rio bisa melakukan nya sendiri, kenapa harus merepotkan mommy? Karena sampai kapan pun, Rio selalu dan tetap butuh mommy" balas sang putra, yang langsung memeluk tubuh sang mommy dengan erat.




"Berangkatlah, dia pasti sudah menunggu mu" ucap Yoong menepuk-nepuk punggung putra nya.



Cup




Rio mencuri cium di pipi kiri sang mommy yang terkekeh lucu dengan tingkah menggemaskan putra semata wayang nya, Rio tersenyum senang berhasil menjahili ibu nya, dia lalu berjalan keluar dari kamar nya, dan beberapa detik kemudian. . .





"Wae?" Tanya Yoona bingung karena Rio kembali ke kamar nya dengan wajah cemberut.







"Mommy belum mengisi dompet Rio" jawab nya dengan mempeotkan bibir nya.







"Astaga mommy lupa, tunggu sebentar ne" kekeh Yoona, dia kemudian turun ke kamar nya sendiri untuk mengambil dompet, meski Rio sudah bekerja diperusahaan sang ayah, tapi keuangan nya tetaplah dikelola oleh sang mommy, inilah yang membuat Rio menjadi begitu penurut pada kedua orang tua nya.






Yoona mengambil dompet Rio dan mengisinya dengan uang cash, lalu menyerahkan kembali pada sang pemilik.




"Gumawo mommy" senyum Rio mengembang, Yoona mengangguk.





Rio lalu mengendarai mobil nya, menuju ke sebuah restauran mewah, tempat dia akan bertemu Irene, sang calon istri.




Sesampai di restaurant, Rio disambut hangat oleh salah satu pegawai disana.




"Selamat siang tuan" sambut nya.





"Oh iya, atas nama Kim Irene" belum ditanya Rio sudah menjawab.






"Mari ikut saya tuan" sang pelayan kemudian membimbing Rio masuk menuju ke tempat yang sudah di booking atas nama Irene.




"Silakan tuan" ucap sang pelayan begitu tiba di meja Irene.




"Rio?" Tanya Irene sambil berdiri menyambut kedatangan Rio dan berpura-pura menebak nya, gadis itu tersenyum simpul menatap pria yang lebih muda dari nya itu.





"Ne, Irene noona" jawab Rio menyambut uluran tangan kanan sang gadis, yang terlihat malu-malu dan grogi.

"Silakan duduk Rio-yaa" ucap Irene masih dengan senyum nya, dimeja tak jauh dari tempat Rio dan Irene, Jennie nampak gemas melihat sang sahabat yang salah tingkah sendiri dihadapan pemuda yang disukai nya, dia tak percaya pada Irene yang biasanya ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silakan duduk Rio-yaa" ucap Irene masih dengan senyum nya, dimeja tak jauh dari tempat Rio dan Irene, Jennie nampak gemas melihat sang sahabat yang salah tingkah sendiri dihadapan pemuda yang disukai nya, dia tak percaya pada Irene yang biasanya sangat dingin di hadapan laki-laki mana pun, kini berubah 180° dihadapan Rio.





"Apa ada yang lucu?" Jisoo sang kekasih menginterupsi tawa Jennie, ya, Jennie tak datang sendiri, tapi dengan sang tunangan.






"Kamu ingin memesan apa?" Tanya Irene gugup, Rio kemudian meraih buku menu dan menyebutkan beberapa makanan yang dia inginkan pada Irene, gadis itu pun memanggil waitress.




"Baik, hidangan segera kami siapkan nona" jawab sang pelayan.






"Apa pertemuan ini menganggu pekerjaan mu?" Tanya Irene, mereka mengobrol selama menunggu hidangan siap untuk disajikan.





"Tidak, seminggu yang lalu daddy sudah memberitahu ku noona, jadi aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku terlebih dahulu, dan hari ini aku free, noona sendiri, apa rutinitas noona selama ini?" Rio balik bertanya, dan ini membuat Irene gelagapan, karena dia memang tak punya pekerjaan, dia hanya bersenang-senang, foya-foya menghabiskan uang orang tua nya, berpesta dari satu night club ke night club lain nya setiap malam, meski begitu, bukan berarti Irene adalah wanita murahan, sampai detik ini, dia masih tetap bisa menjaga apa yang kelak menjadi hak suami nya.





"Apa aku terlihat buruk di depan mu?" Tanya Irene cemas, setelah dia menjelaskan bahwa ia tak memiliki pekerjaan.






"Tidak" jawab Rio singkat, karena dia memang tidak memiliki rasa apa-apa pada Irene, jadi dia tak peduli, pada apa yang Irene ceritakan pada nya secara gamblang.





"Tapi aku berjanji, setelah kita menikah nanti, aku akan merubah kebiasaan buruk ku, aku akan bekerja jika kamu menginginkan nya" yakin Irene, tangan kiri nya bahkan dengan beraninya menggengam tangan kanan Rio yang berada diatas meja, pria itu melirik kearah tangan mereka, tapi Irene tak peka.


Dari sini, Rio bisa menilai, wanita seperti apa Irene itu, dan kenapa dia menolak nya dari awal, karena feeling seorang pria tentang wanita, biasa nya selalu benar.





Setelah selesai makan siang bersama, Rio pun mengantar Irene pulang ke rumah nya, meski Rio tak suka, tapi dia masih memperlakukan gadis itu dengan sangat gantle, membantu Irene memakai mantel nya, dan membantu gadis itu turun ataupun masuk ke dalam mobil mewah nya, hal ini tentu membuat Irene merasa diberi harapan oleh Rio.






#TBC

Love Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang