19 :: jujur, resmi🍯

131 12 0
                                    

Rahe kembali menghembuskan nafas nya, semalam dirinya kembali lagi di kirim pesan ancaman dari orang yang bahkan Rahe tak kenal. pikiran nya di penuhi oleh pertanyaan pertanyaan dan akibat yang nanti akan Rahe dapat

harus, ia harus memberitahu Eric secepatnya. kini ia menelfon Eric, berniat untuk menanyakan dimana letak posisi laki laki itu berada. "kamu dimana? ada hal yang mau aku omongin" tanya Rahe

"ada di kampus, bentar lagi selesai kelas. kita ketemu di depan gedung kedokteran ya" setelah itu, Telefon di matikan secara sepihak oleh Eric. Rahe memaklumi nya karna Eric bilang sedang di kelas dan pelajaran masih berlangsung

kini Rahe sudah berada di gedung Kedokteran, tapi ternyata Eric sudah menunggu nya. "udah nunggu lama? maaf tadi beli minum dulu" tanya Rahe sembari memberikan satu botol minum ke Eric

"enggak, baru keluar"

"oh iya, mau ngomongin apa? ada masalah?" lanjut Eric ketika ingat bahwa mereka bertemu karna ada sesuatu yang Rahe ingin bicarakan

"ada.. tapi gak tau mau bilang nya darimana dulu" Rahe menunduk, sebenarnya ia amat sangat takut dengan ancaman yang orang aneh itu berikan. ia takut akan resiko resiko yang akan ia hadapi

Eric mengangkat kepala Rahe dengan kedua tangan nya yang berada pada dagu Rahe. "aku bakal dengerin semua nya, kamu harus cerita semuanya" Eric lalu menarik Rahe dan membawa Rahe ke salah satu kafe di dekat kampus nya

setelah sampai, Rahe dan Eric memesan minuman lalu duduk untuk menceritakan masalah. "cerita aja ya, jangan ada yang di tutupin" ucap Eric sembari mengelus punggung tangan milin Rahe yang sedari tadi gemetar

akhirnya Rahe menceritakan semua nya, Eric pasti nya kaget mendengar ternyata perempuan nya di ancam oleh seseorang karna dekat dengan nya. "maaf karna aku kamu jadi begini" sungguh, Eric sedari tadi meminta maaf karna merasa amat sangat bersalah

sebenarnya Rahe amat sangat lega karna sudah menceritakan ini kepada Eric, tapi mengapa malah Eric yang merasa amat sangat bersalah?

"jadi gimana? kita?" tanya Rahe lesu

"kita? kenapa kita?" Eric malah bingung

"hubungan kita."

Eric paham, ia menganggukan kepala nya. "kamu mau nya kita gimana?" tapi yang di dapat hanyalah decakan kesal dari Rahe

HARUSKAH DIRINYA YANG TERANG TERANGAN ?!?!?

"aku gak mau hubungan kita kaya gini, gak ada kepastian. kalo emang kamu gak serius sama aku, mending dari sekarang bilang dan aku gak bakal berharap lebih sama kamu, tapi tolong kalo serius, jangan setengah setengah kaya gini.."

"—maaf, tapi kalo kita punya hubungan yang pasti, orang aneh itu bakalan pergi dan relain kamu buat aku" sambung Rahe

"aku sayang sama kamu, aku juga pengen ngasih kamu status yang pasti. apalagi kita udah kuliah..."

"kalo sayang buktiin!" sarkas Rahe, ia kembali menyeruput Milk Shake rasa Stroberi yang ada di depan nya

"ayo ke KUA besok"

Rahe menendang kaki Eric, "gila"

"bercanda bercanda, hari ini kita resmi pacaran!. secepatnya kamu bakal aku nikahin, tapi pas udah ada kerjaan yang layak"

"jelek, masa gak confess" gerutu Rahe

padahal Rahe sudah berharap dirinya akan di tembak sama seperti ketika masih duduk di bangku SMP, oh ternyata anak kuliah lebih gengsi daripada bocah ingusan

"aku gak perlu confess, kamu kan udah tau sesayang apa aku sama kamu"

"—kita sama sama belajar menyayangi satu sama lain, pasti kita bisa" sambung Eric sembari mengusap punggung tangan Rahe dengan ibu jari milik Eric

Rahe harap, dengan hubungan yang sudah jelas ini membuat orang misterius itu pergi, pergi dari kehidupan nya dan Eric. membiarkan mereka hidup dengan aman


















semoga....





















TBC💚

-@guritaeyong

CALL ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang