29 :: bingung🍯

98 6 0
                                    

"mungkin aku bisa memaafkan mu.." tiba tiba Reina bergumam, Rahe yang menunduk kini kembali mendongak-an kepalanya. "-dengan persyaratan yang harus kamu setujui tentunya" sambung Reina.

"apa?"

"cepat putus dengan Eric dan kamu pergi ke luar kota meninggalkannya. agar aku bisa dengan Eric tanpa ada yang menganggu"

"bagaimana bisa aku meninggalkannya dengan mu? kamu akan apakan Eric? apakah kamu punya jaminan agar tidak menyakitinya setelah aku tak ada disini?" Rahe memberikan pertanyaan bertubi pada Reina, hanya saja Rahe harus tahu mengapa syaratnya sekonyol ini.

Reina memberikan raut wajah berfikir, "hm.. hanya saja, aku ingin mendapatkan cinta yang sudah kau ambil. aku tidak punya jaminan apapun karna sikap ku ke Eric tergantung bagaimana dia menyikapi ku juga."

"bagaimana? ini hal mudah karna kamu tidak perlu memberikan uang sepeser pun padaku. hanya berikan Eric dan pergi."

Rahe tiba tiba bangkit dari kursi, "aku akan memikirkannya lagi. terimakasih Reina" setelah berucap, Rahe pergi meninggalkan Reina yang tersenyum sumringah.

***

Kini Rahe sedang berada di Kafe, ia memanggil Daniel untuk menamaninya sekalian bercerita tentang hari ini padanya. ia tidak akan memberitahu Eric tentang perjanjian yang ditawarkan oleh Reina padanya, jadi mungkin yang seharusnya tahu ini adalah Daniel.

"lama nunggu?" tanya Daniel ketika sampai. ia duduk disebrang Rahe; yang membatasi mereka adalah meja.

"gak, gak lama." jawab Rahe dengan lesu.

"kenapa? ada masalah? berantem sama Eric lo? atau mamah papah?" Daniel kini menegak-an bahunya, kali ini ia berusaha serius mengingat tidak pernah dirinya melihat Sahabatnya bermuka lesu dan sedih. bisa dipastikan penyebabnya adalah masalah yang serius.

"abis pulang kuliah gue ke penjaranya Reina. jenguk dia"

"HAH?!? LO UDAH GIL-"

"jangan motong pembicaraan gue atau gue gajadi cerita." potong Rahe, respon yang diberikan Daniel belum boleh diberikan saat ini. Rahe hanya ingin Daniel menyimak cerita dan baru menanggapinya.

"dan..."

Rahe menceritakan semua kejadian dari awal hingga dirinya kini berada disini, Kafè.

Daniel menganggukan kepalanya, "gue ngerti. Reina pasti udah tau lo bakal kesana buat mohon mohon dan udah ngerencanain semua nya, mana mungkin Reina bisa se Kalem itu ketemu sama lo? kan aneh"

"trus gue harus gimana?"

Daniel menatap dalam mata Rahe yang berwarna coklat tua, "ikutin aja apa yang diminta Reina."

"LO GILA?! gimana bisa gue lepasin Eric buat cewe yang terobsesi banget sama cowok gue?, lagi juga lo kurang percaya kalo dia udah lukain tangan gue?!" pekik Rahe sembari menodongkan tangannya yang kini diberi penutup agar debu dan yang lainnya tidak mengenai lukanya.

"maksud gue bukan begitu Rahe."

namun Rahe yang terbawa emosi langsung meninggalkan Daniel sendirian di meja itu, bersama minuman yang tinggal sisa setengah.





















TBC💚

minggu ini sehat semua? mpi lagi kurang sehat, tapi it's okeeyy

-@guritaeyong

CALL ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang