22 :: psycho🍯

134 7 0
                                    

WARNING‼ ; +15
mengandung sedikit kekerasan!

















"udah kenal? yaudah saya pergi ya. ada urusan" Pak Sejun pergi begitu saja, meninggalkan Rahe dengan Reina. di lantai atas pun hanya ada mereka berdua, jadi mereka tak canggung dan bebas bercerita

"mau belajar sekarang?" tanya Reina

Rahe mengangguk, ia harus cepat menyelesaikan Remedial nya dan pulang untuk memakan Pudding nya yang pasti nya ketika ia pulang sudah dingin

Mereka fokus dengan pelajaran, Rahe sesekali menanyakan bagaimana cara nya mendapatkan jawaban itu. ia kini terlihat bersungguh sungguh untuk belajar

"Rahe, gue ke kamar mandi dulu sebentar" Reina lalu beranjak dari tempat duduk nya, lalu pergi meninggalkan Rahe seorang diri

karna Rahe tidak tau bagaimana cara mengerjakan di nomor selanjutnya, Rahe memilih untuk memainkan Handphone nya. niat nya ialah menunggu Reina

karna ia sedang memainkan Handphone, ia tidak melihat ke sekitar. sampai ada yang menarik dirinya dari belakang

SRET!

Tangan Rahe di tarik agar menghadap kebelakang, ia melihat siapakah yang menarik nya tadi. itu Reina

Reina yang kini membawa sebuah pisau kecil di genggaman tangan kanan nya

"kau-"

belum selesai berbicara, Tangan nya yang masih di cengkraman Reina di sayat dengan Cutter yang di bawa Reina. "ssshhhh" ringis Rahe ketika benda tajam itu mengenai punggung tangan nya

"APA MAKSUD MU??!" pekik Rahe ketika melihat Reina yang kembali berusaha melukai dirinya

"kau tau?, aku lah yang selama ini memberimu pesan untuk menjauhi Eric. semua pertemuan kita, itu bagian dari rencana ku" Reina kembali menekan Benda di genggaman tangan kanan nya di sisi punggung tangan Rahe yang lain

"psikopat , aku bisa melaporkan mu ke polisi agar kau di hukum" ancam Rahe , darah sedikit demi sedikit menetes dari punggung tangan Rahe. dirinya terpenjat kaget ketika Reina dengan paksa membalikan tangan nya berniat menyayat nadi nya

Rahe mendorong Reina dengan sekuat tenaga, tangan nya pun lepas karna dirinya menginjak kaki milik Reina. "kau ingin pergi kemana Rahealla?" tanya Reina dengan wajah datar, sama sekali berbeda dengan yang kemarin ia lihat

"m-maaf kan aku jika sudah mengambil Eric mu, tolong lepaskan diriku" lirih Rahe, sekuat tenaga ia tetap berdiri dan sedikit demi sedikit menjauh dari Reina

"kau tidak mengerti seberapa aku mencintai nya! kau tiba tiba datang dan mengambil nya dari ku. bahkan aku sudah melakukan segala hal untuk nya namun kau dengan gampang mengambil nya" tubuh Reina tumbang, ia terduduk dengan kedua tangan di wajah nya

"a-aku tidak tahu harus apa selain membunuh mu." ketika mendengar kata yang di lontarkan Reina, Rahe kembali terkejut

"tapi aku tidak bisa membunuh mu.. aku sudah berjanji pada ibu ku untuk tidak lagi melukai orang lain. aku , aku ingkar janji. aku anak yang tidak berbakti" Reina bergumam sembari menjambak rambut nya sendiri

"hei, kau tidak apa?"

Rahe memberanikan diri untuk mendekatkan diri nya kepada Reina. "JANGAN MENDEKAT! AKU BISA HILANG KENDALI"

Rahe lalu mengangguk dan pergi meninggalkan Reina sendirian. entah apa yang akan Reina lakukan setelah itu, yang terpenting dirinya sudah aman karna sudah jauh dari Reina

Rahe menelfon Eric untuk menjemput nya, ia menjadi pusat perhatian karna darah yang masih menetes di pergelangan tangan nya. Rahe berlari ke minimarket di depan Kafe untuk membeli obat obat an.



























TBC💚

huhuu, gimana sama Reina?

-@guritaeyong

CALL ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang