I Love You Mom (2)

142 28 9
                                    

Happy Reading!💕
Semoga suka yah.

TYPO BERTEBARANNN!

----

Anak-anak usia empat dan lima tahun berlarian kesana kemari, dalam riang, dalam canda, dalam senda. Beberapa tertawa atau tersenyum lebar memperlihatkan bagian depan gusi yang tanpa gigi.

“Nindy, kamu kok duduk aja di sini, sih? Main sama kita, yuk!”

Nindy menoleh ke dua sosok sebaya di hadapannya. Ratih “The Fatso” dan Ambar “Si Cadel”. Kemudian gelengan lemah di perlihatkannya.

“Yaaahh, kok enggak, sih!” protes Ratih.

“Kamu sakit ya?” Ambar duduk di sisi Anindya dan mengulurkan punggung tangannya ke kening Nindy. Lagaknya persis seorang Ibu yang mengecek suhu tubuh anaknya.

“Aku bilang ya sama Bu Farah,” ucap Ratih melembut.

“Jangan!” teriak Anindya.

Ratih dan Ambar sontak kaget.

“Jangan bilang Bu Farah! Aku enggak sakit!” teriak Anindya lagi.

Brukkk

“Astaghfirullah, Nindy! Bu Faraaaahhh!” Spontan Ratih berlari menjauh sambil memanggil wali kelasnya.

Ambar tetap disisinya, sambil menggeleng lemah.
“Nindy ... Kamu yang kuat yah," ucapnya lirih sambil panik.

----

“Dia enggak boleh jadi manja! Dan sikap kamu yang seperti ini enggak membantu sama sekali!”

Ayu kembali menghadap pintu. Tangannya sudah mengarah ke gagangnya. Rosa segera berdiri di antara pintu dan Ayu.

“Kita lagi ngomongin anak umur 4 tahun, Mbak! Nindy memang enggak boleh jadi anak manja! Tapi, juga bukan berarti itu bisa jadi alasan untuk enggak merhatiin dia! Nemenin dia! Nindy butuh Mbak Ayu!” Rosa melampiaskan semua unek-uneknya selama ini.

“Are you telling me that i don't care about my own daughter?!”

“Itu kenyataannya, 'kan!” tegas Rosa.

“Yang paling tahu tentang Nindy adalah aku! Mamanya!”

“Buktiin!” Tantang Rosa.

Ayu menatap Rosa penuh kemarahan dalam diam. Mereka beradu mata, beradu emosi.

“Ros, i'm very busy right now! I have more important things to do. So, please ... Kamu minggir,” perintah Ayu dengan suara tertahan.

“Jadi, bener, 'kan? Urusan Nindy emang gak penting buat Mbak Ayu,” ucap Rosa dengan dingin.

Rosa menatap tajam Ayu. Kemarahannya telah sampai di puncak.

“Enough!” bentak Ayu.

Tidak lama kemudian, terdengar nada dering panggilan di telepon Rosa.

"Ya, Halo.”

“ ... ”

“Hah?! Apa? Astaghfirullah Nindy!”

“ ... ”

“Baik Buk, saya segera kesana.” tutup Rosa.

“Ada apa?” Tanya Ayu dingin.

“Anindya ... Dia pingsan di sekolah,"

Thanks yang udah mau baca dan support cerita ini. Terus baca yah! Jangan sampai ketinggalan!

I Love You Mom [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang