TYPO BERTEBARANN!
Happy Reading💕----
“Apa?!" ucap Ayu kaget.
“Ya. Nindy pingsan, Mbak. Aku mau ke sekolahnya Nindy dulu. Mbak mau ikut apa nggak?” ucap Rosa dingin. Dia masih kesal karena pertengkaran mereka tadi.
“Ak-” ucapan Ayu terputus. Ada panggilan di teleponnya. Dia segera mengangkat telepon tersebut.
“Ya, Halo.”
“ ... ”
“Apa tidak bisa di undur saja?”
“ ... ”
“Baik, Saya kesana sekarang.” tutup Ayu.
“Dek, Mbak minta maaf. Mbak harus segera pergi ke kantor. Ada meeting penting yang harus Mbak urus.” ucap Ayu sambil membuka pintu rumahnya.
"Oh, jadi kantor lebih penting dari anakmu sendiri, Mbak?” Cukup! Rosa muak dengan semua ini!
“Ini semua demi Nindy, Ros. Kamu tolong mengerti.” Ayu tak mau mempermanjang masalah ini, lalu, dia pun pergi meninggalkan Rosa yang saat ini di penuhi gejolak amarah melihat tingkah laku Mbak nya yang tidak pernah berubah dari dulu. Selalu mementingkan pekerjaan ketimbang anaknya.
“Cih. Sebegitu pentingnya pekerjaan daripada anakmu Mbak ... ” Rosa berkata lirih, dia segera keluar dari rumah dan memastikan kondisi Nindy saat ini.
“Nindy, Kamu yang kuat ya, Sayang ...”
----
“Ukhhh ... Aku, dimana?” ucap Nindy seraya melirik ke sekitarnya. Ruang bercorak putih yang berisi obat-obatan, yap, tepat sekali. UKS.
“Eh, Nindy. Sudah sadar, Nak?” terdengar suara ibu paruh baya yang sudah di sebelah Nindy.
Nindy mengangguk. Merasakan pusing di kepalanya, ia meringis pelan.
“Nindy cuma pusing kok, Buk.”
“Ya, sudah. Kamu istirahat lagi, ya.”
Nindy menggeleng lemah. Dia ingin pulang. Terpikir sekilas tentang Mama nya. Apa Mama nya tau keadaannya?
----
“Assalamu’alaikum, Ratih dan Ambar.” ucap Rosa sambil menatap dua anak, yang tidak lain, adalah sahabat Nindy.
“Wa'alaikumussalam, Tante.” ucap mereka bersamaan.
“Tante mau nanya. Nindy sekarang lagi dimana ya?”
“Di UKS Tante. Lagi di obatin sama Bu Farah.”
“Oh, begitu ya. Ya, sudah. Tante pamit dulu, ya. Mau lihat keadaan Nindy. Assalamu'alaikum.” pamit Rosa, lalu bergegas menuju UKS.
----
“Assalamu'alaikum.”
“Wa'alaikumussalam. Eh, ada Nak Rosa. Mau menjemput Nindy, ya?” Bu Farah menatap Rosa dengan ramah.
Rosa mengangguk pelan, seraya melirik sekilas Nindy yang sedang berbaring lemah di ranjang UKS.
‘Mbak, lihat lah anakmu. Apa kau tak peduli jika anakmu seperti ini?‘ batin Rosa.
Rosa pun berjalan menghampiri Nindy. Lalu, ia duduk di kursi yang sudah di sediakan di sebelah ranjang.
“Nindy ... Kita pulang, yuk? Kamu istirahat di rumah aja ya? Nanti Tante buatin bubur kesukaan kamu, gimana?” Rosa membujuk Nindy agar ikut bersamanya pulang.
“Hm, iya Tante.” Nindy mengangguk sambil bergerak bangun dari tidurnya, Rosa membantu Nindy.
“Tante ... ” panggil Nindy.
Rosa yang sedang menyiapkan keperluan untuk Nindy pulang pun menoleh cepat ke arah anak itu.
“Iya, Sayang. Kenapa? Ada yang bisa Tante bantu?”
“Humm ... Apa Mama udah tau kondisi aku Tan?” Nindy menunduk.
Rosa menghela napas pelan. Lalu, di kecupnya kepala anak itu.
“Sudah, Sayang. Tapi, Mama kamu masih sibuk dengan urusan kantornya. Maafin Mama mu, ya?” Rosa menahan agar air mata tidak jatuh di hadapan anak kecil ini.
Rosa tak sanggup melihat beban yang di pikul oleh gadis malang ini. Dia kekurangan kasih sayang kedua orang tuanya. Rosa tau, bagaimana rasanya. Sangat tau.
Thanks buat kalian semua yang udah mau support cerita ini! Authornya ga pandai basa-basi.
Sekian!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mom [HIATUS]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA! ] [ JANGAN PELIT VOTE! JANGAN SIDER YAWW ] "Selamat ulang tahun, Mama," lirih suara Anindya. Dia menggerakkan sebuah kotak dengan bungkus kado yang tidak rapi ke hadapannya. Sejak tadi dia sembunyikan di balik punggungnya. Ada...