Not Clear [6]

21.1K 304 4
                                    

voment!

Sesudah kesan pertama membonceng seseorang-laki-laki-Ragel, gue bisa berbaring manis di ranjang kasur.

Belum ganti baju, rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal di pikiran. Kenapa gue jadi gak jelas gini sih?

Gue mengetuk-ngetuk pelan kepala untuk menghilangkan pikiran yang tiba-tiba tersangkut. Gila aja gue malah kepikiran Ragel mulu.

Handphone gue bergetar pelan di atas nakas. Gue melongok sedikit untuk memeriksa. Di pop up ada pesan dari Ragel.

Gue mengambil hpnya. Membuka lockscreen untuk membaca pesan tersebut.

tas lu ketinggalan bocah!

LAH! Bisa-bisanya gue kelupaan sama tas. Bego banget dah.

ya udah anterin lah!

lo yang butuh kan?!

yang naruh di keranjang sepeda siapa?!

yang mau-mau aja siapa?!

please, Gel. kaki gue lagi pegel!

ogah! biarin aja nih tas gue jual. diliat-liat si ada dompetnya.

Gue menepuk dahi. Sial, dompet gue juga adanya di tas.

awas lo nyuri duit gue!

ye... duit gue banyak kali

yaudah gue otw

Gue membangukan diri. Bergegas menuruni tangga tanpa ganti baju. Biarlah bau keteknya menyebar ke seluruh rumahnya Ragel. Haha.

Saat membuka pagar, gue dikagetkan oleh sosok manusia yang berdiri di samping sepeda ijonya.

"Lah ngapain?"

Ragel tersenyum paksa. Mendorong bahu gue pelan. Tangannya asik menuntun sepeda memasuki gerbang. Mau gak mau gue menutup pagar, membuntuti Ragel yang mulai memasuki rumah.

Masih aja gue liatin dari belakang!

"Gak ada sopan-sopannya masuk rumah orang," sinis gue lalu membanting badan di sofa.

Mata Ragel menyapu seluruh ruangan. Setelah puas, dia duduk di depan gue.

"Panas banget dah," keluhnya sambil mengibas-ngibaskan kemeja sekolah. Gue menatapnya sinis.

"Ya namanya juga siang bolong."

"Nyalain AC apa Nat!" suruhnya semena-mena. Gue berdecih pelan.

"Gak ada AC-AC an. Noh kipas angin nyala."

Gue menunjuk kipas angin yang ada di dekat TV dengan bibir. Ragel hanya diam balik menatap.

Ragel melepaskan kancing kemejanya satu-persatu. Membuat gue melongo gak percaya. Masalahnya tuh orang gak pake daleman apa-apa lagi. Alhasil perutnya terpampang jelas mengotori mata gue.

"Heh! Nanti Nenek gue liat!"

"Dih, Nenek lo tadi pergi sama Mamah lo naik mobil," katanya sengak. Bahkan kemeja nya udah raib entah kemana. Gue memejamkan mata.

LoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang