[7]

18K 285 17
                                    

like and komen!

"Gue ke kelas duluan ya."

"Loh, makanannya gak diabisin?" tanya Tera karena gue langsung pergi gitu aja.

Perut gue mual, kepala gue juga agak pusing. Jadi mungkin lebih baik tiduran di kelas sambil nunggu jam istirahatnya habis.

"Ah, gila. Kok perut gue mual banget ya."

"Rasa-rasanya pengen muntah."

Gue terus meracau terus sampai memasuki kelas.

Waduh, kalo tau begini mending gue gak usah ke kelas. Gue merutuki dalam hati.

Masalahnya ada Ragel yang duduk di bangkunya sambil memangku gitar. Dia memainkan gitar sambil bersenandung pelan.

Ragel pun tersentak saat melihat kedatangan gue. Karena udah terlanjur, gue duduk di bangku dengan gestur gak terjadi apa-apa. Padahal rasanya tuh canggung banget. Apalagi denger kembali petikan gitar yang gue tau sumbernya dari tuh orang.

Oiya satu lagi. Di kelas cuma ada kita berdua. Gimana gak makin awkward?

Dalam hati gue berdoa semoga Tera dan yang lainnya cepet dateng ke kelas.

Setelah 5 menit berjalan, gak ada tanda-tanda yang lain masuk kelas. Gue mendesah gusar. Kenapa gue jadi deg-deg an gak jelas gini?

Gue melirik kecil ke arah Ragel. Dia masih sibuk dengan petikan gitarnya, sesekali melihat ke arah hape yang ada di atas.

Sesungguhnya dia ada di dekatmu
Tapi kau tak pernah menyadari itu
Dia slalu menunggumu
Untuk nyatakan cinta

Lantunan bait perbait itu menarik pendengaran gue. Suara serak menggelitik perut gue. Wah, baru tau suara Ragel kok renyah pisan.

Sesungguhnya dia adalah diriku
Lebih dari sekedar teman dekatmu
Berhentilah mencari
Karna kau tlah menemukannya.

Deg

K-kok gue baper ya?

***

"Nat, lo dicariin Kak Reno nih," teriak Tera dari depan kelas.

"Hah? Kak Reno siapa?"

Dengan lari kecil, Tera mengampiri gue. Lalu berbisik pelan.

"Itu loh, anggota basket. Kakel."

"Hah? Mau ngapain?" tanya gue karena kaget. Waduh, kok gue jadi deg-degan gini.

"Gak tau, makanya samperin aja sana."

"Eh gue deg-deg an anjir," teriak gue kelabakan. Gue berlagak merapihkan rambut dan berdehem pelan. Lalu berjalan santai ke depan kelas.

Gue pernah liat Kak Reno tuh cuma pas lagi tanding basket. Itupun juga sesekali. Dan diliat dari deket tuh orangnya tambah ganteng sumpah deh. Apaan si. kok gue alay banget. Berasa kaya mau ditembak! Ge-er banget sumpah.

"Hai, lo Natya kan?"

Gue terkekeh pelan. "Iya Kak, ada apa ya?"

"Lo jadi daftar masuk ekskul basket?"

Gue membolakan mata. Lalu menggeleng cepat. "Enggak Kak. Aku gak pernah daftar sebelumnya."

"Loh? Serius? Berarti gue salah orang dong?"

Gue meringis. Sial, salah orang doang.

"Hehe, iya mungkin Kak."

"Boleh minta nomor lo? Buat mastiin kesalahpahaman daftar ini."

LoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang