[14] Letter

1.4K 250 68
                                    

***

Kepanikan memicu semua orang untuk mencari dengan cepat. Mereka tergesa-gesa mencari dan sama sekali tidak tenang. Diikuti dengan gerutuan dan keluhan tiap waktunya dan juga suara-suara kasar saat buku-buku dan preporti di perpustakaan di pindahkan dengan keras.

Khun sendiri tidak ikut panik mencari. Dia hanya berjalan-jalan menyusuri tiap rak dan memperhatikan tiap judul buku yang tertera. Berpikir mungkin saja sesuatu yang dicari ada di tempat dimana Baam sering mengambil buku untuk dibacanya. Khun tidak mengenal Baam terlalu dekat, bahkan interaksi langsung antara mereka berdua bisa dihitung dengan satu tangan.

Tapi itu mudah saja untuk berpikir buku mana yang mungkin akan Baam ambil. Dipastikan itu adalah buku jurusan yang didalami oleh dirinya, dan juga...

Mata kobaltnya pindah melihat seorang gadis pirang yang tampak membolak-balik buku ditangannya.

Rachel.

Baam sering mengabaikan nilai dan pelajarannya sendiri hanya untuk membantu Rachel dalam studinya. Tidak jarang mantan Tuan Muda dari keluarga Grace itu bahkan membuatkan tugas sekolah milik Rachel sementara tugasnya sendiri tidak dia kerjakan. Alasan lain kenapa nilai Baam semakin menurun ketahap yang buruk.

Sama seperti Khun baru saja mengembalikan pandangannya kembali ke rak. Manik kobaltnya dengan cepat mendaftarkan kehadiran satu kertas yang tampak menyembul diantara dua buku. Khun mencoba meraihnya, bahkan dia sampai menjinjit. Tetapi karena memang itu berada di rak yang cukup tinggi, Khun hanya bisa dengan nyaris menyentuhnya saja.

Aneh, Baam sendiri jauh lebih pendek dari Khun beberapa senti. Jadi jika memang benar kertas di sana yang merupakan petunjuk yang ada, maka pastinya itu adalah hal yang diletakkan oleh para pembully di tempat di mana Baam bisa menjangkaunya dengan mudah.

Tidak mungkin di tempat yang Baam pasti tidak bisa jangkau.

Ah tidak! Melihat judul buku di sana, Baam pasti akan tetap mencoba menjangkau tidak peduli jika ketinggiannya sendiri tidak mencukupi. Bagaimanapun dua buku yang menjepit kertas tersebut adalah buku yang pasti akan digunakan untuk studi Baam ataupun Rachel sendiri.

Melihat kekanan dan kekiri, ada sebuah tangga yang bisa digunakan oleh para siswa untuk mengambil buku-buku di rak tertinggi. Kemungkinan besar Baam menggunakannya.

Membayangkannya membuat Khun merasa sedih entah kenapa. Bagaimanapun Baam bertubuh kecil sementara tangga itu besar dan panjang. Bahkan dengan adanya roda yang ada di kaki tangga sebagai alat bantu, tetap saja itu akan terasa berat dan melelahkan. Terutama dengan fisik Baam yang lemah.

Khun baru saja hendak pergi mengambil tangga saat kehadiran aneh lain kembali terasa di belakang punggungnya. Menahannya tetap di tempat. Tangannya bergerak tanpa perintahnya, menjangkau ke atas. Kemudian perasaan dua tangan memegang pinggang rampingnya terasa.

Pijakannya di tanah juga menghilang saat tubuhnya terangkat. Beruntung tidak ada siapapun yang berada di dekatnya, atau mereka dipastikan akan berteriak histeris hingga pingsan sekarang.

Khun berkedip, terkejut tentu, tapi dengan segera dia menerima nasibnya. Memanfaatkan ketinggian baru, Khun dengan segera mengambil kertas yang sedari tadi berniat dia ambil.

Tubuhnya dengan lembut di turunkan. Rasa kehadiran itu sendiri tidak menghilang seperti yang terjadi sebelumnya. Itu tetap bertahan saat rasa kedua tangan di pinggangnya bergerak merengkuh tubuhnya. Memanfaatkan keributan yang ada, Khun berbisik untuk menanyakan hal yang juga sudah ingin dia tanyakan sejak awal. "Siapa kamu?"

Sosok tak kasat mata itu tidak menjawab selain rengkuhannya semakin mengetat.

"Aku tidak akan bisa memberi kau balasan untuk pengakuanmu sebelumnya jika aku tidak tahu siapa kamu." Ujar Khun, spontan memiringkan kepalanya saat merasakan sesuatu terasa menyentuh lehernya. Tanpa sengaja memberikan ruang lebih luas pada apapun yang sedari tadi terasa seperti mencoba menyentuh lehernya.

[BL] Thriller Academy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang