[21] End

2.5K 281 104
                                    

***

"Hei apa kau tahu insiden di kantin pagi ini?"

"Ya aku tahu! Michael menjadi gila! Dia menusuk bawahannya yang paling setia dengan pisau!"

"Bukan hanya itu! aku dengar dari para siswa yang kelasnya bertetangga dengan kelas 2-D, katanya para murid disana saling menyerang ketika saling bertemu!"

"Saling menyerang? Lebih tepatnya mereka saling mencoba membunuh satu sama lain!"

"Benar! Bahkan Angel bertengkar dengan Apple hingga mereka saling dorong hingga jatuh di tangga! Syukur keduanya masih hidup tanpa cacat!"

"Haah ini gila, wali kelas dari kelas 2-D juga ditemukan tewas akibat obat-obatan pagi ini. Dan sekarang para siswanya juga. Kebetulan yang aneh!"

"Hmm omong-omong tentang kebetulan, apakah kalian tahu tentang Rachel?"

"Ah gadis itu! aku dengar dia tiba-tiba jatuh lumpuh di lapangan! Aneh sekali! Saat di periksa kakinya baik-baik saja namun dia mengaku tidak bisa menggerakkannya!"

"Dia tampaknya juga menjadi gila, setiap kali dia melihat seorang murid dari kelas 2-D, dia akan berteriak histeris sambil menggaruk tubuhnya keras."

"Benar, terlalu keras bahkan sampai berdarah. Aku ngeri melihatnya!"

Hwaryun meminum susu kotaknya dengan acuh mendengarkan obrolan para murid di sekitarnya. Mata merahnya memperhatikan energi ketakutan dan berbagai macam obrolan yang kemudian perlahan berubah menjadi kekuatan tertentu. Terus berkumpul menjadi lebih padat dan Hwaryun yakin, tidak butuh lama sebelum kekuatan itu menjadi lebih kuat. "Kau akan segera bangkit, Dewa-ku."

.

.

.

.

.

Bel pertanda usainya jam perkuliahan terdengar.

Gustang memperbaiki tata letak kacamatanya saat dia membubarkan kelas. Para siswa mengerang serentak saat mereka merenggangkan tubuh mereka yang kaku akibat duduk terlalu lama. Membereskan alat tulis mereka sebelum bangkit meninggalkan kelas.

"Tuan Aguero."

Pemuda biru itu berhenti, menoleh kepada dosen yang juga merupakan salah satu sahabat karib – Korban kejahilan – Ayahnya. Gustang menghampiri Khun dengan sikap formal yang seakan tidak pernal lepas dari karakternya. "BEM memerlukan anggota tambahan baru, lebih baik jika itu perwakilan dari tiap klub Mahasiswa. Aku sudah memberitahu kan hal ini keanggota yang lain untuk merekrut mereka yang kompeten, kau juga, aku percaya dengan penilaianmu." Ujarnya to the point.

Gustang adalah penanggung jawab sekaligus pengawas di Akademi Menara Dewa tingkat Akademi. Setelah kekacauan dan kasus yang melibatkan kelas 2-D lima tahun yang lalu, Zahard yang merupakan pemilik Akademi Menara Dewa sejak 20th yang lalu memilih untuk langsung turun tangan. Tidak lagi mempercayai Headon seperti sebelumnya. Gustang yang lelah dengan penelitian di laboratorium penelitiannya, dengan senang hati datang menjadi dosen di tingkat universitas.

Menjadi pengawas terpercaya yang juga terlalu teliti kalau harus Khun Edhuan katakan.

Cuaca sangat cerah dengan langit biru bersih. Suara derik cicadas terdengar bersahutan di panasnya suhu udara. Para mahasiswa tampak berlalu lalang menuju ketempat yang dituju, beberapa tampak berbaring di bawah naungan pohon yang ditanam di area kampus. Khun sesekali menanggapi sapaan para mahasiswa lain. Senyum palsu yang selalu dia kenakan di wajahnya hilang sejenak saat melewati gerbang batas wilayah tingkat SMA dan Universitas Akademi Menara Dewa.

[BL] Thriller Academy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang