[18] Can You Tell Me...

1.3K 234 71
                                    

***

Mata Michael merah saat menatap gelas di atas meja. Sementara para murid yang terikat menatap putus asa padanya.

Mereka tentu mengerti zat apa yang ada di dalam gelas tersebut, mereka mengerti sekali. Namun dengan ikatan batang mawar yang penuh duri melilit mereka semakin erat tiap menitnya. Mereka masih menyayangi nyawa mereka di atas apapun. Lagipula apa salahnya? Michael hanya perlu merendam satu jarinya kedalam zat asam di sana sebentar saja dan mereka akan selamat. Tidak apa! Itu murah!

"Michael! Kumohon selamatkan aku!"

"Tolong! Itu hanya sebentar! Pasti tidak apa!"

"Selamatkan aku!"

"Aku tidak mau mati ah!"

Mengertakkan rahangnya keras. Michael melirik tajam orang-orang yang tergantung di batang mawar.

Gila! Tiga menit dia merendam jarinya disana itu sudah cukup untuk membuatnya kehilangan satu jari! Dan orang-orang ini ingin dia melakukan pengorbanan itu?! Hell no!

[Ping pong~ pemain Michael harap segera mengambil pilihan! Waktu semakin menipis~]

Pemuda berkulit gelap itu mendengus, "Aku menolak!" serunya tegas membuat seruan permohonan dan putus asa dari para murid yang terikat terdengar. Michael hanya acuh mendengar permohonan orang-orang itu, lagi pula sejak awal dia bukan orang baik yang mau mengorbankan diri sendiri.

Kenapa dia harus menderita kehilangan satu jari untuk orang-orang ini? tidak ada gunanya.

Mata putus asa para murid yang sebelumnya penuh dengan permohonan berubah menjadi kebencian. Saat lilitan batang mawar di tubuh mereka terasa semakin kuat, kebencian dan kemarahan menumpuk di mata mereka.

Benar juga! Sejak awal semua ini terjadi karena apa yang dilakukan oleh Michael! Jika saja Michael tidak membully Baam maka mereka semua tidak akan ditarik kedalam masalah ini, ah!

[Ding! Baiklah, pilihan sudah dibuat, kalau begitu satu orang akan dihancurkan sementara kita akan lanjut ke tahap kedua!]

Michael mendengus puas diri, menunggu siapa yang mungkin akan dihancurkan sehingga dia bisa segera melanjutkan ke tahap selanjutnya.

[Ah! Tapi entah bagaiamana ini terasa tidak adil~ kurang meriah juga~]

Alis pemuda gelap itu bertaut, firasatnya buruk.

[Yosh! Ayo kita lakukan ini!]

Batang mawar yang melilir para siswa itu melonggar. Tubuh-tubuh lemas penuh luka bekas tusukan duri para siswa itu jatuh. Mata mereka bingung saat mencoba menopang diri mereka sendiri.

{Baik! Permainan akan kembali dilanjutkan! Masih seperti tadi, pemain Michael harus mengikuti instruksi yang ada sehingga para sandera tetap hidup!]

"Tunggu! Apa maksudnya ini?!" teriak Michael tidak terima.

[Yang pertama, merendam satu jari selama tiga menit ke gelas yang ada disana.]

"Aku sudah menolak untuk itu!"

[...pemain Michael bisa menolak...

Para murid bangkit terhuyung, mata mereka tajam menatap Michael dengan benci dan kemarahan yang sejak awal kejadian ini dimulai sudah menumpuk.

...pemain lain boleh memaksa!]

.

.

.

[BL] Thriller Academy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang