Aku berharap,

149 14 1
                                    

[]
Jimin masih mengingatnya, kata-kata ilmiah yang diucapkan oleh guru kimia kadang seperti air mengalir di telinga Jimin, tanpa henti masuk ke telinga kanan dan lewat begitu saja keluar melalu telinga lain. Kedua manik nya melihat awan cerah di balik jendela, hanya ingin menikmati sinar matahari yang selalu membias dari kaca jendela saat jam pelajaran kedua.

Buku pelajaran dibiarkan tebuka, takut-takut guru didepan kelas menyuruhnya membaca soal yang sudah ia pelajari di rumah sebelumnya. Fokusnya terbagi pada bunyi detik jam dinding yang sebentar lagi menandakan jam istirahat, bel sekolah yang telah ditunggu semua siswa berbunyi, menghentikan aktifitas gandanya.

Banyak yang bilang kue tart yang dijual ibu kantin sekolah adalah kue terenak yang akan habis dalam waktu beberapa menit saja. Namun bagi Jimin, roti melon dan susu pisang di tangan lebih dari kue-kue terenak terkenal itu. Taehyung sering membelikannya, roti melon yang Jimin suka.

"Eh? Yoongi hyeong?" mata Jimin membesar, tidak membentuk garis seperti detik sebelumnya. Satu gigit roti di mulut dengan segera ia telan saat langkahnya menjadi lebih dekat dengan Yoongi. "aku baru melihat mu, apa kau baru pindah?" Lanjut Jimin saat mereka berhenti di lorong bersamaan.

"apa kau sekolah di sini?"

"Kenapa kau membalasku dengan pertanyaan? Aku menanyai mu lebih dulu, hyeong"

"Aku pindah dengan ibu ku, hmm" bola mata Yoongi bergulir keatas, wajah berpikirnya tertangkap Jimin, seolah sulit memikirkan jawaban yang cocok untuk pertanyaan yang begitu sederhana. "untuk menghilangkan sial?" kata-kata Yoongi membuat Jimin bingung. Namun hanya hitungan detik sampai mata Jimin menghilang, membentuk garis diatas gumpalan lemak dipipinya. Ia teringat akan pertemuannya dengan Yoongi.

Yoongi tidak memiliki banyak teman waktu mereka bertemu untuk pertama kalinya, Jimin dan Taehyung yang mengajaknya bermain terlebih dahulu. Tidak heran, setelah mereka saling mengenal. Jimin dan Taehyung mendapat alasan mengapa teman lebih tua yang sering bersama mereka tidak pernah mendapatkan teman, apalagi sahabat. Kau tidak lihat sifatnya? Siapa yang tidak takut jika dia terus memasang wajah seperti itu ketika bicara atau bermain?; Taehyung pernah berkata waktu itu.

Dan Jimin mengerti, Yoongi memang manusia yang aneh.

...

Jimin masih mengingatnya, dua hari sebelum Yoongi pindah sekolah; padahal ia tengah berada di kelas akhir. Jimin ingin meminta bantuannya sebelum mereka kembali berpisah satu sama lain. Saat kecil mereka memang dekat, namun setelah lama tidak bertemu masih ada rasa canggung di pikiran Jimin. Walau tidak dengan Yoongi.

"Taehyung masih sibuk bekerja?" Tanya Yoongi sambil menatap langkah kakinya memperhatikan sepatu putih mereka bergerak berlainan namun searah. "Masih, dia rela tidak sekolah demi aku" Jawab Jimin tanpa menatap lawan bicara. Entah kenapa jika membicarakan Taehyung ada rasa bersalah yang terus menyelimuti hatinya, bahkan semakin pekat rasa itu mengetahui kakak kandung yang hanya berjarak umur satu tahun itu rela mengorbankan masa mudanya demi dirinya.

"ayahmu masih sering mabuk?" lagi-lagi Yoongi bertanya tanpa keraguan. Jimin belum berani menatap Yoongi walaupun yang bertanya telah mengarahkan pandangan padanya. Kenapa? Kenapa Yoongi bertanya hal-halnya yang tidak ingin ia jawab. Hanya diam, namun sudah seperti jawaban bagi Yoongi. "Jangan diam saja jika ayahmu memukul, jangan menambah bekas luka-luka itu ditubuhmu" lanjutnya.

Yoongi tidak merasa pembicaraannya salah, ia tahu kisah kakak beradik itu sejak lama. Mereka berpisah sembilan tahun yang lalu dan bertemu lagi secara kebetulan. Walau dua hari lagi, Yoongi dengan pasti telah berkata bahwa dirinya akan kembali pindah meninggalkan kota dan pergi menuju desa tempat kelahiran ibunya. "ingatlah, Taehyung itu pekerja keras yang sayang denganmu, ya" Yoongi mengusak surai rambut Jimin lembut. Hangat yang sama seperti yang sering diberikan Taehyung.

Jimin hanya membalas senyum, membenarkan perkataan itu. Tapi juga ingin menyangkalnya.

"Hyeong, jika aku ingin kau membantuku, apa kau mau membantu ku?" Jimin menhentikan langkahnya, membiarkan Yoongi yang beberapa langkah di depan berhenti dan menoleh kearahnya penuh tanya. "kau mau membantuku 'kan?"

Dan Jimin masih mengingatnya, hari itu adalah percakapan terakhirnya pada Yoongi.[]

...tbc

#ada yang udah ngerasa kalo yoongi itu sesuatu?
jika ada tanda [] , berarti ini adalah chapter masa lalu atau yang sudah terjadi. Aku udah note sih di awal kalau alurnya akan maju mundur. sebenernya gak mau kasih tanda apa apa, biar pembaca sendiri yang tebak dan mengira-ngira. Tapi takut banyak yang salah paham karena sulit di mengerti, jadi aku tandai dengan tanda [] ini ya.

[END] Come Back Home 2; kth-pjm-mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang